Mohon tunggu...
yuli yulyanti
yuli yulyanti Mohon Tunggu... Perawat - S1 Psikologi

Membaca, menulis, melukis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Robert Rosenthal dan Penemuannya: Efek Pygmalion

20 Mei 2024   12:00 Diperbarui: 20 Mei 2024   12:09 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robert Rosenthal, an expert in nonverbal communication, discovered the Pygmalion effect. via John D Warren /https://www.nytimes.com/2024/01/19/education/robert-rosenthal-dead.html

Robert Rosenthal, seorang psikolog terkemuka, meninggalkan warisan besar dalam dunia psikologi sosial melalui penemuannya yang revolusioner, Efek Pygmalion. Efek ini menunjukkan bahwa harapan dan ekspektasi seseorang dapat memengaruhi perilaku dan kinerja orang lain. Sepanjang karirnya yang gemilang, Rosenthal menjelaskan bagaimana komunikasi nonverbal dan harapan interpersonal dapat membentuk hasil yang nyata dalam berbagai konteks kehidupan, dari ruang kelas hingga ruang sidang

Latar Belakang

Robert Rosenthal lahir pada tanggal 2 maret 1933 di Giessen, Jerman. Keluarganya melarikan diri dari nazi dan menetap di Amerika Serikat. Roshental meraih gelar doktor di bidang psikologi dari UCLA pada usia yang sangat muda. karir awalnya berfokus pada psikologi klinis dengan minat khusus pada skizofrenia, tetapi kemudian beralih ke psikologi sosial.

Sejarah Efek Pygmalion

Robert rosenthal menemukan efek pygmalion dalam sebuah penelitian inovatif pada tahun 1964. Dalam memperkenalkan konsep tersebut dalam buku mereka yang berjudul "pygmalion in the  classroom", Rosenthal dan rekannya Lenore Jacobson memanfaatkan mitos yunani tentang Pygmalion dalam "Metamorphoses" oleh Ovid (Rosenthal & Jacobson, 1968)


Efek Pygmalion, yang juga dikenal sebagai Efek Rosenthal, pertama kali di identifikasi oleh Rosenthal pada tahun 1960-an. Dalam sebuah eksperimen terkenal, Rosenthal dan rekannya Lenore Jacobson menguji siswa di sebuah sekolah dasar california dan secara acak memilih beberapa sisiwa yang diberitahu kepada guru sebagai siswa dengan potensi besar. Hasilnya menunjukan bahwa siswa yang diprediksi akan berkembang bener- benar menunjukan peningkatan signifikan dalam IQ mereka, sementara siswa lainnya tidak.

Rosenthal menyimpulkan bahwa perbedaan perlakuan dari guru terhadap kedua kelompok siswa tersebut adalah faktor kunci yang menyebabkan peningkatan kinerja. Guru memberikan lebih banyak pehatian, dorongan, dan perlakuan positif kepada siswa yang diharapkan berkembang, yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan diri dan kinerja mereka.

Bagaimana Efek Pygmalion Bekerja

Yulyanti,Y. (2024). Pygmalion Effect (gambar). Diambil dari https://depositphotos.com/id/vector/self-fulfilling-prophecy-and-pygmalion-effect-educational-outline-diagram-474457514.html
Yulyanti,Y. (2024). Pygmalion Effect (gambar). Diambil dari https://depositphotos.com/id/vector/self-fulfilling-prophecy-and-pygmalion-effect-educational-outline-diagram-474457514.html

Pengoprasian efek Pygmalion, mirip dengan ramalan yang terwujud dengan sndirinya, dapat diphami sebagai kemajuan melalui 4 tahap pola siklus:

  • keyakinan orang lain tentang kita membentuk prilaku mereka terhadap kita
  • perilaku mereka terhadap kita mempengaruhi keyakinan kita tentang diri kita sendiri
  • keyakinan ini pada gilirannya berdampak pada tindakan kita terhadap orang lain
  • tindakan kita terhadap orang lain mempengaruhi keyakinan mereka terhadap kita sehingga mengembalikan kitake tahap awal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun