Mohon tunggu...
Yulita Ayu
Yulita Ayu Mohon Tunggu... Penulis - Jejak kata

Ilmu Ekonomi'17. Penulis, mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Money

Capai Target Inflasi dengan Sinergi Bauran Kebijakan

19 Mei 2020   19:47 Diperbarui: 19 Mei 2020   19:48 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kebijakan moneter yang akomodatif dapat ditempuh melalui penetapan BI7DRR dan Giro Wajib Minimum (GWM) pada tingkat yang tepat, penguatan strategi operasi moneter yang sesuai dengan fundamental nilai tukar Rupiah untuk memperkuat mata uang tersebut, serta dibentuknya Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan TPID untuk pengendali inflasi tingkat daerah. TPI/TPID memiliki peran untuk mengawasi dan mendukung pencapaian inflasi yang sesuai dengan target.

Selain kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial juga memiliki peran penting dalam pengendalian stabilitas harga dan nilai tukar Rupiah berdasarkan aspek kehati-hatian. 

Kebijakan makroprudensial bertujuan untuk menanggulangi ketidakstabilan sistem keuangan serta menjadi kebijakan alternatif ketika kebijakan moneter tidak mampu mengatasi risiko sistemik yang terjadi pada sistem keuangan. Sehingga, kebijakan makroprudensial tidak hanya fokus pada stabilitas nilai tukar Rupiah untuk menstabilkan harga, tetapi pada sistem keuangan secara keluruhan.

Stabilitas harga erat kaitannya dengan kondisi nilai tukar Rupiah. Maka dari itu, penguatan terhadap strategi operasi moneter harus terus didorong untuk mencapai nilai tukar Rupiah yang stabil. 

Dalam kinerjanya, operasi moneter memiliki dua sisi yang berbeda atau disebut dengan two sided monetary operation yang terdiri dari injeksi dan absorbsi. Kedua sided tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk redistribusi likuiditas. 

Operasi moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia, ditempuh dengan pembelian terhadap Surat Berharga Negara (SBN) untuk mempertahankan kondisi pasar keuangan agar tetap berada pada kriteria yang dalam dan likuid. Selain itu, sebagai injeksi likuiditas untuk pembiayaan dalam perekonomian.

Terdapat pula kebijakan sistem pembayaran dan PUR dalam bauran kebijakan. Kebijakan ini fokus pada pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat melalui sistem pembayaran digital yang saat ini sedang digencarkan oleh Bank Indonesia. 

Jumlah uang yang beredar (JUB) di masyarakat akan memengaruhi harga yang berlaku. Sehingga ketika JUB stabil, maka secara perlahan, harga pun ikut stabil dan inflasi akan terkendali pula.

Target inflasi juga dipengaruhi oleh capital inflow di Indonesia. Maka dari itu, terdapat kebijakan pendalaman pasar keuangan sebagai kebijakan pendukung. Kebijakan ini untuk mempertahankan pasar keuangan agar berada pada kondisi yang dalam dan likuid, sehingga pembiayaan untuk pembangunan dapat dilakukan dengan maksimal. 

Selain itu, ketika pasar keuangan dalam kondisi yang dalam dan likuid, maka akan meningkatkan kepercayaan pemilik modal untuk kembali menginvestasikan modalnya ke Indonesia. 

Stabilnya capital flow akan menyebabkan nilai tukar Rupiah berada dalam kondisi yang stabil. Hal tersebut dikarenakan nilai tukar Rupiah juga bergantung pada kondisi eksternal yang memengaruhi perekonomian domestik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun