Mohon tunggu...
Yulia Wulandari
Yulia Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menyukai buku, sastra, dan puisi. Kepribadian INFJ, suka mengamati dan mendengar. Hobi menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sejarah Drama: Dari Yunani Kuno hingga Era Modern

3 Oktober 2025   23:26 Diperbarui: 3 Oktober 2025   22:27 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pinterest

Drama adalah salah satu bentuk karya seni yang paling tua sekaligus paling bertahan sampai sekarang. Kalau kita menengok sejarah, drama punya perjalanan panjang, mulai dari Yunani Kuno sampai berkembang jadi teater modern yang sering kita lihat di panggung atau bahkan di layar televisi dan film.

1. Drama di Yunani Kuno

Drama pertama kali muncul di Yunani Kuno sekitar abad ke-5 SM. Awalnya, drama ini lahir dari ritual pemujaan kepada Dewa Dionysus (dewa kesuburan dan anggur). Dari ritual itu, berkembanglah pertunjukan yang disebut tragedi dan komedi. Tokoh penting yang dikenal sebagai “bapak tragedi” misalnya Aeschylus, Sophocles, dan Euripides. Sedangkan komedi dipopulerkan oleh Aristophanes.

Intinya, Yunani Kuno = asal mula drama, dengan dua genre utama: tragedi dan komedi.

2. Drama di Abad Pertengahan

Setelah zaman Yunani dan Romawi, drama sempat berubah fungsi di Abad Pertengahan. Waktu itu, drama lebih banyak dipakai sebagai media dakwah gereja. Bentuknya berupa “mystery plays” (drama tentang kisah Alkitab) dan “morality plays” (drama berisi ajaran moral). Pertunjukan biasanya diadakan di gereja atau alun-alun kota.

3. Drama di Era Renaissance

Renaissance menandai lahirnya kembali semangat seni dan budaya. Inggris jadi salah satu pusat drama pada masa ini. Nama besar yang nggak mungkin dilewatkan tentu saja William Shakespeare, dengan karya terkenal seperti Romeo and Juliet dan Hamlet. Drama di era ini lebih menekankan sisi humanis, konflik sosial, dan psikologi manusia.

4. Drama di Abad Modern

Memasuki abad ke-19 hingga 20, drama makin berkembang dengan tema yang lebih luas. Drama tidak hanya soal dewa, moral, atau raja, tapi juga menyentuh kehidupan sehari-hari. Tokoh seperti Henrik Ibsen (Norwegia) dan Anton Chekhov (Rusia) dikenal sebagai pelopor realisme dalam drama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun