Era digital telah mengubah lanskap pendidikan secara drastis. Pembelajaran abad 21 menuntut siswa untuk memiliki keterampilan yang lebih dari sekadar menghafal fakta. Keterampilan 4C, yaitu critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreativitas), communication (komunikasi), dan collaboration (kolaborasi), 1 menjadi pondasi penting dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan. Di tengah perkembangan teknologi, deep learning muncul sebagai salah satu metode pembelajaran yang menjanjikan untuk mengembangkan keterampilan 4C yaiitu kolaboratif, komunikatif, kreatif dan kritikal thinking.Â
Keterampilan 4C merupakan seperangkat kemampuan yang esensial bagi individu untuk dapat beradaptasi dengan dunia yang terus berubah.
-
Berpikir Kritis: Melibatkan kemampuan menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan memecahkan masalah secara sistematis.
Kreativitas: Memungkinkan individu untuk menghasilkan ide-ide baru, inovatif, dan solusi yang unik.
Komunikasi: Meliputi kemampuan menyampaikan ide secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan, serta mendengarkan dengan empati.
Kolaborasi: Menekankan pentingnya bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Nah sekarang kita bahas tentang Deep learning, cabang dari kecerdasan buatan, memungkinkan mesin untuk belajar dari data dalam jumlah besar dan membuat prediksi yang akurat. Dalam konteks pendidikan, deep learning dapat digunakan untuk:
Personalisasi Pembelajaran: Dengan menganalisis data siswa, deep learning dapat menyesuaikan materi pembelajaran agar sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan individu.
Evaluasi yang Lebih Akurat: Deep learning dapat digunakan untuk mengevaluasi pemahaman siswa secara lebih mendalam, tidak hanya sebatas jawaban benar atau salah.
Pembuatan Konten Pembelajaran Interaktif: Deep learning dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai jenis konten pembelajaran yang menarik, seperti video pembelajaran adaptif dan simulasi virtual.