Secara struktural Desa Mangaran merupakan salah satu desa dari 7 desa yang termasuk kedalam wilayah administratif kecamatan Ajung. Jarak kecamatan Ajung dengan pusat ibu kota yaitu sekitar 14 KM dengan luas wilayah 56,61 KM2. Sedangkan, luas wilayah Desa Mangaran sendiri sekitar 17 KM2 dengan jenis wilayah sebagaian besar berupa dataran rendah, dan letak Desa Mangaran juga sangat strategis, hal ini dikarenakan banyak lahan kosong yang dapat digunakan untuk kegiatan pertanian sehingga banyak tanaman yang tumbuh seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, rempah hingga tanaman obat keluarga, disamping itu Desa Mangaran cukup dekat dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dan Kebun Renteng sebagai pabrik industri karet. Pembagian wilayah desa Mangaran terdiri dari: Dusun Curah Tepas, Dusun. Krajan, Dusun Loncatan, Dusun. Patemon, dan Dusun Renteng dengan jumlah penduduk sebanyak 14.570 jiwa yang tersebar pada masing-masing dusun.
Mata pencaharian penduduk desa Mangaran sebagian besar bekerja sebagai petani, buruh tani, nelayan dan pabrik. Tak bisa dimungkiri bahwasanya Desa Mangaran wilayahnya dekat dengan pusat penelitian dan beberapa pabrik industri sehingga masyarakat banyak bergantung hidup pada pabrik tersebut. Keadaan saat ini yang menyebabkan masyarakat Desa Mangaran kehilangan pekerjaan dan bahkan kesusahan dalam mencari pekerjaan, karena mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai buruh pabrik mengalami PHK besar-besaran, sehingga menyebabkan perekonomian menurun. Dampak pandemi COVID’19 terjadi pada semua aspek kehidupan yang membuat masyarakat untuk tetap bisa survive dalam menjalani kehidupan ditengah pandemi COVID’19.
Pandemi COVID’19 hingga saat ini masih melanda negara Indonesia bahkan pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan beberapa kebijakan untuk mengurangi aktifitas masyarakat agar mehindari kerumunan dengan menerapkan physical distancing. Pemerintah juga menerapkan pemberlakukan PPKM Mikro dan PPKM Daruirat hingga level 4 dan diperpenjang karena kenaikan kasus COVID’19 di Indonesia cukup tinggi serta penerapan PPKM ini mampu menurunkan kasus COVID’19 secara signifikan pada beberapa wilayah. Penerapan physical distancing dan PPKM memberikan pengaruh yang sangat signifikan pada dunia bisnis terutama UMKM dan usaha kecil lainnya makanan maupun minuman mengalami penurunan. Hal ini menjadi salah satu sebab pelaku bisnis menggunakan strategi baru dalam menjalankan bisnisnya dengan memanfaatkan dan mengembangkan ekonomi berbasis digital, serta pentingnya melakukan identifikasi peluang, konsumen dan perilaku konsumsi sehingga dapat menciptakan suatu produk yang banyak peminatnya bagi pebisnis pemula.
Kebijakan tersebut hingga saat ini menjadikan ruang gerak masyarakat terbatas, terutama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan ketersedian lapangan pekerjaan. Banyak masyarakat yang mengalami dampak pandemi COVID’19 baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam aspek bisnis dan ekonomi keadaan seperti ini memberikan peluang yang cukup tinggi bagi masyarakat yang mengalami dampak pandemi COVID’19 untuk mencipakan suatu usaha dan inovasi produk yang disesuaikan dengan analisis peluang usaha dan kebutuhan masyarakat ditengah pandemi COVID’19 sehingga dapat menambah dan meningkatkan penghasilan bagi masyarakat Desa Mangaran. Kegiatan KKN Back to Village III Universitas Jember merupakan kegiatan yang dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberikan suatu hal dan karya yang dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat dan Desa sendiri. Saya Yuliani Eka Putri mahasiswa program studi S1 Proteksi Tanaman Universitas Jember melalui kegiatan KKN BTV 3 ini mengusung program kerja yaitu melakukan pelatihan dan pendampingan produksi sirup jahe sebagai salah satu upaya penguatan ekonomi masyarakat Desa Mangaran. Produk sirup jahe memiliki banyak manfaat terutama untuk kesehatan, dimasa pandemi saat ini banyak masyarakat yang mencari obat dan produk herbal untuk meningkatkan imun tubuh agar tetap sehat dimasa pandemi COVID’19.
Sasaran yang dituju ialah masyarakat Dsn. Loncatan terutama ibu rumah tangga yang kesehariannya hanya mengurus pekerjaan rumah dan ibu rumah tangga yang mengalami PHK, hal ini juga bertujuan untuk memperdayakan perempuan dan dapat dijadikan suatu usaha rumahan untuk menambah penghasilan dimasa pandemi COVID’19. Pelatihan dan pendampingan produksi sirup jahe dilakukan hingga pemasaran produk menggunakan produk melalui beberapa paltform sosial media (WhatsApp bisnis, Facebook dan Instagram). Program kerja yang akan dilaksanakan dengan harapan dapat membantu masyarakat Dsn. Loncatan terutama ibu rumah tangga untuk menambah dan meningkatkan pendapatan ditengah pandemi. (Yuliani Eka Putri/KKN21/Jember/Nur Hisamuddin, S.E., M. SA., Ak., CA., CSRS.)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI