Mohon tunggu...
Olind Rivi
Olind Rivi Mohon Tunggu... Freelancer - Manggarai Barat - NTT

Congrats you found me :)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tuhan Tahu Pilihan Apa yang Terbaik untuk Kita

30 April 2021   14:15 Diperbarui: 1 Mei 2021   00:01 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: tokopedia.com

Semakin dewasa semakin mengerti bahwa dalam hal menentukan pilihan hidup Tuhan selalu turut bekerja. Tuhan selalu tahu apa yang terbaik untuk kita, bukan apa yang terbaik menurut kita sendiri. 

Kesadaran ini adalah hasil refleksi perjalanan hidup penulis yang sangat disemogakan bisa menginspirasi pembaca bahwa ketika dulu tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), penulis bercita-cita melanjutkan Pendidikan terakhir di sebuah Universitas Negeri di Malang Jawa Timur dengan mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman. 

Bukan suatu tanpa alasan  memiliki cita-cita demikian, setelah tamat SMA tahun 2012, Yayasan Sekolah membuka lowongan pekerjaan khusus untuk siswa/siswi program Bahasa untuk menjadi assistant Guru Bahasa Jerman, yang tentunya memiliki persyaratan yang harus dipenuhi. 

Berkat keberuntungan berpihak pada penulis, akhirnya tahun 2012 sampai dengan bulan Mei 2013 dipercayakan untuk mengajar teori Bahasa Jerman pada siswa/siswi kelas VII SMP dan memegang 4 kelas. Sejak saat itulah, penulis sangat jatuh cinta menjadi seorang guru.

Ketika masa kerja sudah berakhir, akhirnya penulis memutuskan untuk berangkat ke Malang mengikuti test SBMPTN jalur mandiri di kampus Negeri Malang (UM). 

Kampus tersebut merupakan satu-satunya kampus yang memiliki Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman. Namun, pada waktu itu keberuntungan tidak berpihak pada penulis karena setelah mengikuti test SBMPTN, penulis dinyatakan tidak lulus seleksi. Kalau ditanya, kecewa? Tentu saja sangat kecewa karena semua usaha, harapan dan cita-cita penulis sirna seketika. 

Hal inilah yang membuat penulis tidak mau mengikuti test gelombang berikutnya, yang konon katanya sangat berpeluang untuk lolos. Ketika kampus pilihan pertama tidak diterima, maka pilihan kedua daftar di kampus lain, dan pada waktu itu penulis mendaftarkan diri dan mengikuti test di Kampus Universitas Kanjuruhan Malang untuk mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 

FYI, program studi yang diambil penulis merupakan salah satu program studi yang paling tidak disukai dari zaman sekolah. Ibaratnya, mengambil program studi ini hanya sebagai pelarian semata. Namun ternyata Tuhan punya rencana yang indah untuk saya.

Ketika sudah mulai kuliah di semester awal, semuanya terasa mengalir begitu saja walau keadaan hati yang sebenarnya masih belum ikhlas menerima dan menjalani program studi ini dengan serius. 

Mau mundur, sayang aja sudah berjuang sejauh ini. Dari pada hanya meratapi kesedihan, akhirnya dari situ mulai belajar pelan-pelan untuk menerima dan menjalani pilihan tersebut dengan rasa ikhlas. 

Satu hal yang membantu menyakini penulis kembali pada waktu itu, yakni ketika kuliah Pendidikan Multikultural (kalau penulis tidak salah ingat, semoga ini benar ya), dosen mata kuliah ini menanyakan kepada kami semua dengan pertanyaan sederhana seperti ini ''Siapa diantara kalian semua yang memilih kampus ini sebagai pilihan kedua?'' Pada waktu itu banyak sekali dari kami yang menjawab kampus pilihan kedua. Beliau mengatakan hal ini dengan sangat baik 'Tuhan yang memilih kalian untuk berada ditempat ini karena suatu alasan baik. Maka jalanilah pilihanmu dengan sepenuh hati agar bisa mendapatkan hasil yang lebih pasti.'' 

Wow, jawaban dari dosen ini benar-benar menembak hati penulis sampai tembus ke tulang-tulang. Sejak saat itulah penulis mulai mencintai dan bertanggung jawab atas setiap pilihan terutama dalam menyelesaikan kuliah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Semester demi semester bisa dilewati dengan baik dan ternyata mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Semakin memperdalam ilmu Bahasa dan Sastranya, ternyata semakin asyik dan seru juga. Dari sinilah penulis mulai mencintai dan menekuni bidang studi ini dengan cukup serius. 

Tidak sekedar hanya mempelajari Bahasanya saja, namun lebih dari itu karena mempelajari ilmu Bahasa tidak akan pernah ada habis-habisnya. Jadi tidak semudah orang memberikan komentar buruk ya, karena ada sebagian pandangan orang yang menyudutkan ''Sudah tau orang Indonesia, ngapain kuliah ambil jurusan Bahasa Indonesia.'' 

Sekali lagi penulis tegaskan, Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia tidak semudah yang dipikirkan dan yang dibayangkan. Buktinya banyak juga kok dari kita yang katanya sangat mengerti Bahasa Indonesia, namun nyatanya masih banyak yang melenceng jauh dari kaidah yang sebenarnya. Untuk Program Studi apa pun itu, tidak ada yang lebih spesial atau lebih mudah atau pun yang lebih sulit, selama kita mau mempelajari dan mendalaminya dengan sungguh-sungguh. Semua program studi itu sama. Sama-sama memberikan kita pengetahuan lebih.

Semua perjalanan kalut, redup, penat, dan lelah yang dirasakan penulis selama kuliah akhirnya terbayar dengan lunas. Benar kata dosen saya dulu, Tuhan yang memilih jalan ini dengan mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan suatu alasan yang baik. 

Kini alasan tersebut mulai berbuah manis. Salah satunya saya bisa menulis dan membagikan pengalaman ini ke ruang publik. Barang kali dulu kalau tidak mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, bisa saja sampai saat ini hidup saya mungkin sangat tidak berguna karena hanya bisa menjadi penikmat atau penonton atas karya orang lain. 

Dalam artian saya pun tidak bisa menghasilkan karya sendiri. Dari kebiasaan melatih menulis catatan-catatan kecil tentang kehidupan, akhirnya kemampuan menulis saya sedikit demi sedikit mulai terasah dengan cukup baik, hingga bisa menghasilkan karya sendiri walau pun masih jauh dari kata sempurna. Namun, setidaknya masih ada jejak sedikit bahwa Program Studi yang saya tempuh ketika kuliah dulu tidak saya sia-siakan begitu saja. 

Akhirnya, dari pengalaman ini penulis bisa menyimpulkan bahwa setiap pilihan atau keinginan yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut rancangan Tuhan. Lambat laun, semua akan menyadari pada waktunya setelah mengetahui jalan yang Tuhan pilih adalah yang terbaik untuk kita. Ada hasil yang dirasakan dan ada perubahan yang dihasilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun