Yogyakarta merupakan kota yang memiliki sejumlah julukan yang menjadi gambaran akan kondisi di kota tersebut. Di antara julukan itu adalah Kota Pelajar atau Kota Pendidikan.
Kota Yogyakarta atau yang juga disebut Jogja merupakan bagian sekaligus ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Daerah ini meliputi dua kerajaan, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Pakualaman.
Sementara pada masa setelah kemerdekaan, Yogyakarta menjelma menjadi pusat perjuangan, pusat pendidikan, hingga pusat kebudayaan.
Yogyakarta bahkan pernah menjadi ibu kota negara pada tahun 1946 menyusul kekacauan yang terus dilancarkan tentara Belanda yang ingin berkuasa kembali di Tanah Air.
Yogyakarta merupakan kota yang memiliki sejumlah julukan yang menjadi gambaran akan kondisi di kota tersebut. Di antara julukan itu adalah Kota Pelajar atau Kota Pendidikan.
Yogyakarta juga dikenal sebagai Kota Pelajar. Julukan ini diduga berasal dari banyaknya pusat-pusat pendidikan yang berdiri di Yogyakarta.
Pusat-pusat pendidikan itu secara otomatis menarik minat para pelajar dari daerah lain untuk menuntut ilmu di sana.
Namun, menurut Kurniawati (2006), belum ada penelitian pasti yang mengungkap alasan di balik julukan Kota Pelajar atau Kota Pendidikan terhadap Yogyakarta ini.
Dalam penelitiannya, Kurniawati menduga julukan tersebut tidak berkaitan dengan pola pendidikan tradisional, melainkan pendidikan modern.
Masih menurut Kurniawati, citra Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan dan Kota Pelajar sangat dipengaruhi oleh simbol-simbol pendidikan yang ada di kota tersebut. Simbol-simbol itu berupa realitas fisik dan sosial.
Yogyakarta, sering disebut sebagai Kota Pelajar, memiliki sejarah panjang sebagai pusat pendidikan di Indonesia. Kota yang juga dikenal dengan nama Jogja ini tidak hanya kaya akan budaya, tetapi juga menjadi destinasi utama bagi pelajar dari berbagai penjuru Indonesia. Sejak zaman dahulu, Yogyakarta sudah menjadi tempat berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan, yang terus dipertahankan hingga saat ini.