Mohon tunggu...
Yulia Fitri Rahmawati
Yulia Fitri Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - D3 - Teknologi Laboratorium Medis Angkatan 2022 Poltekkes Kemenkes Jakarta 3

Hobi memasak dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektifkah Program Vaksinasi Booster di Masa New Normal setelah Pandemi Covid - 19?

2 Juni 2023   08:02 Diperbarui: 2 Juni 2023   08:03 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://farmalkes.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2021/01/vaksinasi.jpg 

Sejak Maret 2020, Pandemi Covid -- 19 mulai menerpa tanah air Indonesia. Kemunculan kasus pertama pada waktu itu cukup mengagetkan masyarakat hingga menganggu beberapa kegiatan yang berada di luar ruangan. Kemudian, pada bulan berikutnya pengaruh akan Pandemi Covid -- 19 yang melanda Indonesia semakin dirasakan masyarakat. Dimana hal ini bersamaan pula dengan adanya peningkatan kasus positif Covid -- 19 yang ber -- impact pada roda perekonomian negara. Kasus yang semakin tak terkendali juga menurunkan penghasilan hampir seluruh sektor kehidupan Indonesia karena diberlakukannya lockdown. Hal -- hal inilah yang menjadi acuan pemerintah gencar dalam melakukan langkah preventif agar perekonomian dalam negeri tak semakin terjun bebas, salah satunya dengan peningkatan kesehatan para pekerja juga rakyat Indonesia. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak kesehatan dalam mengembangkan vaksin yang menjadi titik tumpu agar tidak semakin banyaknya orang yang terinfeksi virus Covid -- 19. Pengembangan vaksin ini pula dilakukan agar keadaan hidup masyarakat dapat kembali berjalan normal dan roda perekonomian pun perlahan membaik. Namun, niat baik dalam pengembangan vaksin ini tidak serta merta berjalan mulus sesuai dengan rencana program pemerintah. Masyarakat dengan hak demokrasinya, memiliki banyak opini yang berakhir pada sikap pro dan kontra akan program pemerintah tersebut.

Banyaknya pro dan kontra akan adanya program vaksinasi tersebut, tidaklah membuat gagal program ini. Dibuktikan dengan terlaksananya program vaksinasi Covid -- 19 pertama kali di Indonesia pada tanggal 13 Januari 2021. Vaksinasi ini merupakan rangkaian vaksin pertama yang nantinya akan berlanjut pada vaksin ke -- 2. Dilansir dari vaksin.kemkes.go.id per tanggal 1 Juni 2023, jumlah penerima vaksin dosis 1 mencapai 203.844.643 dosis (86,67 %). Sedangkan, penerima vaksin dosis 2 mencapai 174.892.036 dosis (74,35 %). Data tersebut dapat membuktikan jika program pemerintah di tengah pandemi berjalan dengan baik dan memiliki pengaruh pada kehidupan perekonomian masyarakat hingga saat ini. Pencapaian tersebut juga bersamaan dengan pelonggaran akan peraturan penggunaan masker ketika di luar ruangan yang telah disampaikan Presiden Joko Widodo pada tanggal 18 Mei 2022.

Gencarnya pemerintah dalam menjalankan program vaksinasi sebagai upaya pertahanan bagi seluruh rakyat Indonesia, pada akhirnya menghantarkan kita pada kehidupan baru (new normal) setelah Pandemi Covid -- 19. Upaya pertahanan yang saat ini beralih menjadi upaya perdamaian dengan Covid -- 19 adalah satu -- satunya cara agar dapat kembali pada kehidupan normal yang lebih baik. Dimana langkah dalam berkegiatan harus selalu bersamaan dengan langkah membiasakan diri dalam menjaga protokol kesehatan, seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker saat keluar, dan menjaga jarak 1 meter.

Menurunnya angka positif Covid -- 19 hingga membaiknya roda perekonomian di Indonesia menjadi kabar baik bagi seluruh masyarakat. Tetapi hal ini tidak mengartikan jika saat ini Indonesia telah terbebas dari Covid -- 19, lantaran kabar buruknya ialah fakta dimana virus dapat bermutasi menjadi jenis yang lebih ganas serta tingkat penularannya yang meningkat drastis hingga menyebabkan penurunan akan efektivitas dari penggunaan vaksin 1 dan vaksin 2. Kemampuan mutasi virus ini kemudian membangkitkan lagi program pemerintah dalam memutus rantai penularan Covid -- 19, yakni dikembangkanlah vaksinasi lanjutan atau lebih dikenal dengan vaksin booster.

Vaksinasi booster merupakan vaksinasi Covid -- 19 setelah seseorang mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan. Dikutip dari menpan.go.id, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan jika hasil studi telah menunjukkan terjadi penurunan antibodi pada enam bulan setelah mendapatkan vaksinasi Covid -- 19 dosis primer lengkap, sehingga dibutuhkan pemberian dosis lanjutan atau booster untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan. Namun, sekali lagi program pemerintah ini pun tak berjalan lancar dikarenakan tersendat dengan beragamnya opini masyarakat Indonesia. Kemudian pada akhirnya perlu dipertanyakanlah tentang keefektivitasan adanya program vaksin booster tersebut, yang di suarakan pemerintah sebagai langkah lanjutan dalam memutus rantai penularan Covid -- 19 ini.

Sikap pro dan kontra ini bukanlah datang tanpa sebab, melainkan karena beberapa alasan yang menurunkan kepercayaan masyarakat dimana keberagaman akan pro dan kontra ini juga dapat dikaitkan dengan teori perspektif sosiologi modernisasi. Menurut Ellya Rosana (2015 : 67), Modernisasi merupakan bentuk perubahan sosial masyarakat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat yang maju mengikuti perkembangan masyarakat lainnya yang dianggap lebih dulu maju. Terdapat beberapa garis besar yang berkaitan dengan perspektif ini serta alasan mengapa terjadi perang opini diantara masyarakat dan pemerintah, yakni :

  • Banyaknya berita hoaks mengenai vaksinasi booster dan kuranganya sosialisasi vaksinasi booster

Berita akan opini ini dengan cepat meluas di kalangan masyarakat lantaran saat ini, kemudahan dalam memperoleh informasi dapat dirasakan oleh berbagai kalangan masyarakat melalui pola modernisasi. Pola masyarakat yang berganti dengan dunia internet mempercepat kabar -- kabar yang belum pasti dengan mudah dapat dijangkau masyarakat.

  • Adanya skema vaksinasi booster berbayar

Pada bulan Agustus 2021, survei yang dilakukan KawalCovid-19, Change.org, dan Kata Data memberikan hasil jika sebanyak 70% masyarakat Indonesia tidak setuju dengan adanya vaksin berbayar. Hal ini bukan tanpa sebab, melaikan masyarakat beropini jika adanya vaksin berbayar akan berpontensi pada terjadinya korupsi yang merugikan rakyat kecil dalam memperoleh hak akan vaksin. Lantaran dengan kemudahan teknologi ini sangat memungkinkan terjadinya langkah manipulasi. Dimana masa new normal yang masih menjadi tahapan bangkit bagi para sektor ekonomi, tidak mungkin mau menyia -- nyiakan pendapatannya hanya untuk memperoleh hak yang bisa saja bersamaan dengan praktek korupsi.

Selain, beberapa data diatas yang menimbulkan pertanyaan akan efektivitas vaksin booster, terdapat pula fakta lapangan yang didapat, jika dilansir dari vaksin.kemkes.go.id per tanggal 1 Juni 2023, baru 37,92% masyarakat Indonesia yang mendapatkan vaksinasi dosis 3 (booster 1). Sedangkan jumlah penerima dosis 4 (booster 2) sangat melampau jauh dibawahnya, yakni hanya sekitar 1,75% masyarakat Indonesia yang sudah mendapatkannya. Hal inilah yang harus gencar pula diatasi oleh pemerintah, lantaran niat awal baik sebagai upaya penanggulangan dari keterpurukan setelah masa lockdown saat ini malah menjadi pukulan balik atas berkurangnya kepercayaan masyarakat. Pertanyaan akan keefektivitasan program ini juga sebenarnya dapat terjawab, jika antara masyarakat dengan pemerintah memiliki hubungan yang baik. Sehingga nantinya rencana program dalam membangkitkan perekonomian serta kesehatan masyarakat di tengah New Normal setelah Pandemi Covid -- 19 ini dapat terlalui dengan baik dan segera bergerak maju ke kehidupan seperti sedia kala.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun