Desa Kuta, (08/04) --- Sekilas tampak menjijikkan, tapi maggot ternyata menyimpan peluang besar. Mahasiswa KKN UNIDA Desa Kuta membuktikannya lewat kunjungan edukatif ke Desa Pasir Angin (4/8/2025), tempat budidaya Black Soldier Fly (BSF) yang mampu mengubah sampah organik menjadi pakan ternak bernutrisi tinggi sekaligus peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Lewat kolaborasi ini, mahasiswa ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa sampah organik bukan hanya masalah, melainkan peluang. Di Pasir Angin, warga sudah berhasil mengubah maggot menjadi pakan ternak bernutrisi tinggi, bahan baku pupuk organik, bahkan produk bernilai ekspor.
"Kalau larvanya masih muda, nutrisinya sangat bagus. Sebagian untuk bibit, sisanya langsung untuk pakan," jelas salah satu penggiat budidaya maggot. Larva BSF ini justru doyan memakan sampah dapur seperti sayuran busuk atau sisa makanan, sehingga mampu membantu mengurai limbah rumah tangga dengan cepat.
Lebih menarik lagi, lalat BSF dewasa tidak berbahaya seperti lalat hijau. Mereka tidak membawa penyakit, tidak mengganggu, dan memiliki siklus hidup singkat yang efisien. Dari 5 kg maggot, bisa mengurai hingga 15 kg sampah hanya dalam waktu 5 hari.
Produk turunannya pun menjanjikan. Maggot kering dari Pasir Angin sudah menembus pasar ekspor ke Jepang, digunakan untuk pakan, pupuk, hingga kosmetik. Bahkan, olahan unik seperti maggot balado mulai diperkenalkan di beberapa daerah.
Meski begitu, tantangan tetap ada. Kesadaran masyarakat soal pemilahan sampah masih rendah sehingga pengelola kadang harus menjemput sampah dengan bentor. Namun sistem plasma yang diterapkan membuat warga bisa ikut terlibat langsung dengan membesarkan larva sejak usia seminggu.
Bagi mahasiswa KKN Desa Kuta, kunjungan ini menjadi inspirasi nyata. Mereka berencana memperkenalkan budidaya maggot di Desa Kuta sebagai solusi mandiri untuk mengurangi sampah organik sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
"Kalau masyarakat sudah sadar, mereka akan mandiri. Ini tentang membangun budaya lingkungan yang lestari," ujar salah satu penggiat.
Program ini diharapkan menjadi model replikasi di berbagai desa, membawa semangat ekonomi sirkular dan teknologi tepat guna demi masa depan yang lebih bersih dan berdaya.(ydl)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI