- Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Dokpri
Semenjak pandemi hampir semua orang merasakan dampak buruknya. Anak-anak semula dilarang bermain Gadget. Kini, benda tersebut menjadi kebutuhan lewat pembelajaran daring. Lalu, menjadi kebiasaan bermain benda pipih tersebut.
Pembaca yang berbahagia, lewat tulisan ini saya ingin berbagi cara agar bisa mengurangi anak bermain handphone. Meskipun pada dasarnya benda tersebut sangat diperlukan bagi orang tua mereka.
Iya, semenjak berbagai aktifitas harus dilakukan di rumah saja, hape menjadi media online nomor satu di kalangan masyarakat. Ada yang memanfaatkan untuk sarana mencari nafkah melalui media adapula melalui grup Whatsapp. Pandemi tak mematahkan semangat untuk berkarya pun berkedai.Â
- Seperti halnya yang terjadi di desa Jentrek pun Desa Bogoran, Kelurahan Jotangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Desa tersebut membuat grup jual-beli online. Â Pesertanya hampir semua warga, saling berkompetisi menjual barang dagangan masing-masing.
Ada yang menjual beraneka tanaman hias, hingga berbagai cemilan, yang pastinya terjangkau harganya.Pembelinya pun warga sekitar, ada pula dari luar daerah, teman hingga kerabat jauh. Dengan adanya kegiatan ini berharap mampu mengangkat ekonomi bagi warga yang terkena imbas pandemi.
 Rupanya usaha tersebut membuahkan hasil, meskipun masih jauh dari impian. Hingga pada suatu hari kepala desa setempat Pak Sumarno membuat program kerja untuk memajukan desa sekaligus dijadikan tempat usaha sebagian warga.
-  Dibuatnya 'Taman Kuliner Desa Jotangan' terletak di sudut desa Jentrek. Aset kedua setelah obyek (Wisata Watu Sepur. Saya pun mengunggahnya di sini).
Setelah bangunan selesai, grup pasar online pun merambah dengan cara ofline, di taman tersebut. Pada saat itu Hari Minggu, 21 Februari resmi dibuka secara simbolis oleh sesepuh warga setempat.
Berbagai acara menyemarakkan suasana. Para Ibu-ibu pun gadis remaja turut memeriahkan dengan olah-raga senam. Saat itu benar-benar menjadi hari paling menyenangkan. Sebab, selama pandemi hidup bagai terpenjara bagi sebagian masyarakat.
Setelah senam usai, layaknya perhelatan besar. Puji-pujian, doa bersama dipanjatkan kepada Sang Pencipta alam semesta. Dengan segala harap acara berjalan lancar, upaya mencari sesuap nasi pun terkabul. Acara pun berlanjut potong tumpeng.
Tiba giliran yang ditunggu-tunggu, makan nasi tumpeng simbol keberkahan. Bertabur aneka jajanan yang digelar pun dijajakan di sana, ada mi ayam, bakso, soto, pecel pun ada tinggal pilih sesuai selera.
- Aneka ragam jajanan tradisional seperti bolu tiwul terbuat dari tepung gaplek. Gatot pun ada, jenis panganan terbuat dari ketela(ubi kayu). Gatot merupakan salah satu varian dari gaplek(ubi kayu yang dikeringkan) hingga warna berubah hitam. Kemudian dikukus dikasih gula merah bertabur kelapa parut. Â Teksturnya yang kenyil-kenyil terasa nikmat.
Adapula tempe benguk bacem, olahan sejenis tempe(terbuat dari koro) yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi makanan enak yang jarang ditemui. Masih banyak aneka jajanan pun minuman melengkapi pasar dadakan di Taman tersebut.
 Tidak hanya itu saja, banyaknya pengunjung dari anak kecil, remaja, dewasa hingga orang tua, panitia menambahkan wahana Paintball Shooting Target setelah media mandi bola.
 Wahana tersebut untuk melengkapi arena bermain pun menjadi sarana edukasi bagi anak yang keseringan bermain hape. Sebuah gagasan yang menarik. Nyatanya, banyak anak pun orang dewasa tertarik seperti gambar di atas. Mereka bermain dengan antusias meskipun hanya dalam hitungan menit, namun bisa melupakan hape sesaat.
Sedangkan aneka kudapan di taman  tersebut, hanya bisa dinikmati pada hari sabtu dan minggu saja. Terlebih pada hari minggu banyak warga berdatangan pun berkayuh melepas penat di sana. Silakan mampir bagi Anda yang berdomisili dekat area tersebut.
Jadi, kesimpulan dari tulisan ini sekali merengkuh dayung, dua pulau terlampaui. (sekali melakukan pekerjaan baik,insyaa Allah mendapat keuntungan lebih. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Tulisan ke-66. Klaten, 29 Maret 2021