Mohon tunggu...
Yulia Diva Karima
Yulia Diva Karima Mohon Tunggu... Mahasiswa MK Jurnalistik Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP UNS

Hobi membaca novel dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Literasi Bukan Sekadar Membaca Buku

17 Oktober 2025   00:00 Diperbarui: 17 Oktober 2025   00:00 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ketika mendengar kata "literasi", banyak orang langsung terbayang kegiatan membaca buku. Padahal, literasi bukan sekadar kemampuan teknis untuk mengenali huruf dan memahami kalimat. Literasi sejatinya adalah kemampuan untuk berpikir kritis, menalar, dan menafsirkan makna dari berbagai informasi yang kita terima setiap hari. 

Membaca buku memang bagian penting dari literasi, tetapi bukan satu-satunya jalan untuk menjadi pribadi yang literat. Di era banjir infomasi seperti sekarang ini, seseorang bisa membaca banyak hal seperti berita daring, unggahan media sosial, atau bahkan meme. Namin, orang belum tentu mampu membedakan mana yang benar dan mana yang menyesatkan. Di sinilah pentingnya literasi yang diseertai kemampuan berpikir kritis.

Orang yang literat bukan hanya yang gemar membaca, tetapi yang mampu mempertanyakan isi bacaan. Ia tidak mudah percaya begitu saja pada informasi yang diterima, melainkan berusaha  mencari bukti, memahami konteks, dan melihar dari berbagai sudut pandang. Literasi seperti inilah yang menjadikan seseorang mampu mengambil keputusan dengan bijak di tengah arus informasi yang begitu deras.

Literasi adalah tentang bagaimana seseorang mampu mengolah pikiran. Tidak hanya mampu membaca teks, tetapi mampu membaca dunia. Ia bisa menafsirkan pesan dalam berita, film, musik, bahkan percakapan sehari-hari, lalu menarik makna yang lebih dalam dari semua itu. Dengan literasi yang berbasis pada berpikir kritis, seseorang tidak hanya menjadi pembaca yang baik, tetapi juga pemecah masalah, pengambil keputusan, dan pembelajar sepanjang hayat.

Maka, sudah saatnya kita mengubah cara pandang tentang literasi. Bukan hanya sekadar membaca buku, tetapi juga dibarengi kemampuan untuk memahami dunia dengan pikiran yang terbuka, logis, dan reflektif. Dengan begitu, literasi menjadi bekal penting untuk hidup di zaman yang menuntut bukan hanya pengetahuan, tetapi juga kebijaksanaan dalam menggunakannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun