Kedua, coba pikir juga, apakah keluarga korban tersebut ikhlas? Tentunya tidak, meskipun mereka berkata telah mengikhlaskan saat diwawancarai oleh wartawan. Keluarga korban pasti juga sedikit banyak menyimpan dendam. Bahkan jika saya menjadi ayah dari korban, saya akan meminta untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang telah pelaku lakukan. Minimal seperti itu.
Ketiga, untuk pimpinan institusi tempat langganan terjadi tindak kekerasan, apa yang anda lakukan selama ini? Tidak bisakah mengontrol siswa yang hanya berjumlah tak lebih dari satu RW tersebut? Atau mungkin ada kesengajaan untuk membiarkan hal itu terjadi? Saya rasa tidak. Hanya saja pengawasan yang dilakukan kurang maksimal.
Oke, yang lalu biarlah berlalu. Sebagai orang cerdas (taruna PTK rata-rata cerdas karena seleksinya sangat ketat), mari berpikir, jangan lakukan kesalahan yang sama. Hilangkan tradisi-tradisi buruk berbau kekerasan dan penyiksaan. Memukul orang itu ada caranya sendiri, bahkan di militer, untuk menjadi pelatih yang biasa memukuli siswanya (sesuai ketentuan dan prosedur batas tertentu), harus menempuh kursus pelatih selama enam bulan. Renungkan.