Sebagai contohnya, jika sebelumnya  dalam pelajaran matematika meskipun kurang terampil dalam Kabataku siswa merasa aman-aman saja, sekarang tidak bisa.
Untuk bisa mengerjakan TKA matematika mereka harus mampu melakukan operasi hitung dasar (Kabataku).
Berbagai hal dilakukan sekolah untuk membekali siswa agar bisa menghadapi TKA , dan salah satunya adalah pemberian bimbel TKA.
Bimbel (bimbingan belajar) ini selain berisi pembahasan materi, juga pemberian motivasi pada siswa agar mereka siap menghadapi TKA tanpa rasa takut atau tegang.
Bimbel TKA dilakukan dengan memberikan soal-soal yang beragam. Selain diajak memecahkan soal, siswa juga diajak  bernalar dan bisa memecahkan soal secara mandiri.
Ya, pada prinsipnya bimbel TKA ini diberikan agar siswa tangguh dalam menghadapi soal soal yang beraneka ragam. Dengan ketangguhan, diharapkan siswa bisa lebih tahan banting dan tidak mudah putus asa menghadapi berbagai macam soal, bagaimanapun bentuknya.
Bicara masalah ketangguhan, faktor guru juga tidak boleh dilupakan. Betapa tidak? Bimbel yang diadakan di luar jam pelajaran menuntut guru harus datang  lebih pagi atau pulang lebih sore. Sebuah perjuangan yang tidak mudah. Apalagi jika guru memiliki balita atau anak kecil yang menuntut perhatian lebih tiap harinya.Â
Seorang teman yang mengajar TKA bercerita bahwa tiap pagi anaknya yang masih kecil rewel karena 'protes' kenapa mamanya harus berangkat pagi-pagi benar.
Teman yang lain bercerita bahwa tiap pagi anaknya yang masih SD berangkat sekolah menggunakan antar jemput, karena ia harus berangkat jam enam, sementara anak-anak baru masuk jam tujuh pagi. Meskipun banyak tantangan, para guru pemberi materi TKA ini selalu datang tepat waktu untuk melayani para siswa belajar bersama.