Mona segera mengajak Bu Any kembali memasuki halaman sekolah. Â Di bagian belakang kelas 9 yang paling pojok ada lokasi yang sering terabaikan. Â Posisinya yang agak sulit membuat tidak pernah dijangkau saat bersih-bersih sekolah.
Betapa terkejutnya Bu Any. Â Sampah plastik berserakan juga kertas-kertas. Â Rupanya anak anak membuangnya lewat jendela.Â
"Astaga..! " desis Bu Any . Â Ia sama sekali tak menduga akan mendapati hal seperti ini. Â Padahal di halaman depan sudah dikondisikan sedemikian rupa sehingga lingkungan tampak asri dan bersih.
Mona di sebelahnya tampak murung. Â "Itulah Bu, teman-teman sering membuang sampah di sini.., Â mereka peduli pada sampah dan kebersihan saat mau lomba saja. Â Sesudahnya, Â sampah dibuang sembarangan.. ,"
"Kelihatannya hari ini lupa tidak dibersihkan.., "lanjutnya.
Bu Any benar benar merasa kecolongan. Â Kesadaran hanya muncul saat lomba saja? Â Betapa menyedihkan. Â Mental macam apa itu?Â
"Mohon maaf Ibu, Â orang tua saya sudah datang, "
Cepat cepat Mona meraih tangan Bu Any untuk salim.Â
"Tanganmu dingin sekali, Â sampai di rumah minum anget ya.., " kata Bu Any perhatian.
Mona tersenyum sambil sejenak menatap Bu Any.
"Terima kasih Bu, "