Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ada Uang Hilang Lagi di Kelas!

23 Maret 2021   10:30 Diperbarui: 23 Maret 2021   10:46 3412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Lifestyle Kompas

"Nah,  mari sebelum masuk kelas kita berdoa mudah-mudahan temanmu yang mungkin sedang khilaf sampai melakukan perbuatan ini segera dibukakan mata hatinya."
 Anak anak menunduk.

 "Sebelum anak-anak masuk kelas,  semua saya minta keset dulu ya...,  semua wajib keset.  Mudah mudahan anak-anak yang jujur semua diberikan kesehatan,  sedangkan pelaku Bapak ingatkan, jika tidak segera bertaubat pasti Allah akan mengingatkan kalian, entah bagaimana caranya."lanjut Pak Yusuf.

 Anak anak saling memandang dengan heran.  Tumben Pak Yusuf mengingatkan masalah keset? Halaman sekolah memang selalu berlumpur saat musim hujan seperti ini.  Tapi kata 'keset'  kali ini sungguh terasa lain dari biasanya.  Terasa ada 'sesuatu 'di balik perintah itu.
 Anak-anak sontak memandang ke arah keset di depan kelas.  Benda dari sabut kelapa berwarna coklat itu tiba-tiba sangat menyita perhatian.  Sepengetahuan mereka Pak Yusuf sama sekali tidak menyentuh keset itu seharian. Jangan-jangan ada sesuatu di balik keset itu? 

 "Ayo mulai dari Mirna, " kata Pak Yusuf lagi.  Mirna maju,  keset,  segera masuk kelas.  Disusul oleh Jojo,  Sherly dan yang lain.  Suasana kelas demikian mencekam.  Anak-anak saling memandang.  Mereka takut barangkali ada teman yang langsung berubah wujud atau menderita gatal-gatal sesudah melewati keset itu akibat perbuatannya yang tidak jujur.  Anak-anak  yang agak bandel melewati keset itu cepat-cepat.

Untungnya sampai semua siswa masuk,  tak ada hal istimewa yang terjadi.  Pak Yusuf segera berpamitan dan mempersilakan Bu Anna untuk melanjutkan pelajaran berikutnya yaitu matematika.  

Azan Ashar baru saja berkumandang.  Anak-anak segera mengambil wudhu untuk menunaikan sholat Ashar dengan Pak Yusuf sebagai imam sholat seperti biasanya.  Sesudah salam dan doa anak-anak berebutan untuk salim dan segera pulang.  

Pak Yusuf masih terpekur dalam doa dan wiridnya.
 Ketika suasana semakin sepi sosok tubuh kecil  mendekatinya.  Pak Yusuf menoleh.
 "Ali? " anak kecil itu mengangguk takut-takut.  Pak Yusuf tersenyum sambil membetulkan peci Ali yang miring.  Ali semakin tak berani menatap Pak Yusuf. Kelembutan dan kesabaran Pak Yusuf benar-benar menyentuh lubuk hatinya.  Isak tangis yang ditahannya sejak tadi kini benar-benar keluar.  "Pak...maafkan saya.., "

Hanya itu yang terucap karena isakan Ali semakin keras.  Dari balik saku celananya dengan gemetar Ali mengeluarkan amplop lusuh berwarna putih bertuliskan UANG KAS KELAS 7A. Uangnya masih utuh.  Belum dipakai sama sekali.  Pak Yusuf menerima uang itu seraya memandang lembut pada siswanya.

 Ali begitu lega setelah menyerahkan amplop itu.  Ia mencium tangan gurunya dengan takzim. Sungguh,  ia takut tiba-tiba berubah menjadi kodok , kelinci atau yang lain sesampainya di rumah.  Sebab menurut teman-teman,  Pak Yusuf mempunyai kemampuan linuwih yang tidak boleh disepelekan.

Keterangan istilah:

Tuman  : menjadi kebiasaan

Kemampuan linuwih : kemampuan lebih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun