Kenapa di dalam Set sebuah Film Itu Nggak Bisa Sembarangan?
Buat yang sering nonton film, pernah nggak kepikiran gimana ribetnya proses syuting di balik layar? Banyak orang berpikir kalau syuting itu cuma soal aktor baca dialog, kamera merekam, lalu film jadi. Padahal, kenyataannya jauh lebih rumit. Ada banyak aturan, prosedur, dan teknik yang harus diterapkan supaya hasilnya maksimal. Kalau nggak disiplin, bisa-bisa jadwal molor, anggaran membengkak, bahkan hasil akhirnya jelek.
Nah, bab 14 dari buku Producing and Directing the Short Film and Video ini membahas soal Set Procedures, intinya itu ngajarin gimana cara bikin syuting jadi lebih tertata. Mulai dari peran sutradara, aturan di lokasi, pergerakan kamera, sampai cara evaluasi hasil rekaman. Intinya, semua hal ini harus diperhatikan kalau mau bikin film yang berkualitas tanpa harus buang waktu dan biaya.
Sutradara Itu Nggak Cuma Ngomong "Action!" dan "Cut!"
Kalau di film-film kita sering lihat sutradara berdiri di belakang kamera, nyuruh aktor jalan, lalu bilang "Action!" atau "Cut!". Sekilas kelihatan simpel banget. Tapi sebenarnya, tugas sutradara jauh lebih berat dari itu.
Sutradara bukan cuma pengarah adegan, tapi juga pemimpin yang harus menjaga ritme kerja di lokasi syuting. Dia harus bisa bikin atmosfer kerja yang profesional, tapi tetap nyaman buat kru dan aktor. Kalau suasana di lokasi tegang terus, bisa jadi aktor malah gugup, kru nggak fokus, dan akhirnya kualitas film menurun.
Bayangin kalau syuting di pasar tradisional yang rame. Kalau sutradara nggak tegas dan disiplin, suara pedagang atau pembeli bisa masuk ke rekaman, orang-orang bisa lalu-lalang di belakang aktor, dan akhirnya hasilnya berantakan. Makanya, sutradara harus bisa memastikan semua orang di lokasi paham tugas masing-masing. Kalau waktunya kerja, ya kerja.
Aturan di Lokasi Syuting Itu Bukan Buat Gaya-Gayaan
Selain ngurusin orang, sutradara juga harus menerapkan set etiquette alias tata krama di lokasi syuting. Ini bukan cuma soal sopan santun, tapi lebih ke efisiensi kerja. Kalau satu orang aja nggak disiplin, efeknya bisa ke semua orang.
Misalnya, kalau ada kru yang ngobrol pas kamera lagi rolling, suara mereka bisa masuk ke rekaman. Atau kalau ada orang jalan sembarangan di belakang kamera, hasil gambar bisa terganggu. Bahkan hal sekecil perubahan posisi aktor dari satu take ke take berikutnya bisa bikin hasil akhir jadi nggak konsisten.
Di banyak produksi profesional, ada aturan "silence on set". Begitu sutradara atau asisten sutradara bilang ini, semua orang harus diam. Nggak boleh ada yang ngobrol, gerak sembarangan, apalagi main HP. Bahkan langkah kaki pun harus diperhitungkan supaya nggak berisik.