Topik di atas kedengarannya aneh sekali bukan........????
Tetapi kenyataannya bisa saja terjadi. Artinya ada manajer tetapi tidak mampu memimpin subordinasinya. Dia tidak mampu menempatkan dirinya sebagai seorang pimpinan sekaligus menjadi seorang pemimpin yang andal. Dengan kata lain seorang pimpinan yang tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Yang diteladani atau diikuti oleh bawahannya. Nah, apa jadinya kalau suatu unit, dalam suatu tim kerja, dan pada tingkat manajemen dalam organisasi tidak memiliki pemimpin dalam artian yang sebenarnya? Hasil buruk pasti tak dapat dielakkan.
Berikut pendapat John C.Maxwell yang disarikan dari bukunya 360 degree Leader. Menurutnya ada beberapa akibat kalau suatu organisasi, pada tiap tingkatan, tak ada pemimpin,yaitu:
(1). Kehilangan visi.Jika suatu tim kerja mulai bekerja dengan visi tertentu namun tanpa seorang pemimpin,hal ini akan menyulitkan. Mengapa? Karena visi menjadi bolong sana bolong sini. Dan tanpa seorang pemimpin, visi akan menimbulkan ketidak-teraturan dan tim bakal goyah hingga kehilangan arah. Sebaliknya jika sebuah tim memiliki pemimpin tetapi tanpa visi, bisa jadi tidak masalah karena akhirnya mereka akan membuatnya. Pemimpin seperti itu disebut visioner. Pemimpin mengarahkan kerja tim sesuai dengan visi tim.
(2). Keputusan-keputusan yang tertunda. Tidak semua pengambil keputusan yang baik adalah pemimpin. Namun semua pemimpin yang baik adalah pengambil keputusan. Kalau sesuatu mendorong seorang pemimpin untuk membuat keputusan dan ternyata belum dilakukannya maka berarti ada penundaan. Lalu orang lain membantunya untuk membuat keputusan yang lebih cepat.
(3). Beberapa agenda menumpuk. Ketika satu tim berkumpul dan tidak seorang pun diketahui mana yang menjadi pemimpin maka semua individu mulai menjalankan agenda mereka masing-masing. Dan tentunya tanpa ada arahan dan komando dari seseorang. Agenda akhirnya menumpuk. Ketika mereka akan menyatukan suara dan pekerjaannya maka ketika itu pula mereka membutuhkan seorang pemimpin.
(4). Konflik meluas. Salah satu peran terpenting seorang pemimpin adalah resolusi konflik. Ketidak-beradaan kepemimpinan menyebabkan konflik semakin meluas dan merusak. Sering konflik mendorong seorang pemimpin untuk melangkah dan turun tangan. Lalu membawa para individu yang berkonflik untuk duduk dalam satu meja menyelesaikan konflik.
(5). Moral menurun. Napoleon pernah berkata “Leaders are dealers in hope”. Ketika para pemimpin sedang tidak ada, para pengikutnya kerap kehilangan harapan, dan moral mereka jatuh. Mengapa? Karena moral dapat didefinisikan sebagai “faith in the leader at top”.
(6). Kinerja menurun. Mutu utama dari seorang pemimpin adalah kemampuan membuat sesuatu menjadi kenyataan. Para pemimpin seharusnya kreatif mendapatkan cara-cara menolong orang lain agar produktif. Bagaimana seorang pemimpin patut menciptakan tantangan-tantangan, melatih, dan mendorong atau memberi insentif agar para individu mampu bekerja dengan baik.
Uraian di atas menggambarkan keadaan bahwa organisasi tanpa adanya pemimpin
akan sia-sia.Dengan kata lain kehadiran seorang pemimpin pada semua tingkatan organisasi
adalah sangat penting.Keberhasilan suatu organisasi merupakan fungsi dari kepemimpinan
yang andal.