Poncokusumo, Malang -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Universitas Negeri Malang tahun 2025 melaksanakan kegiatan sosialisasi bertajuk "Pemanfaatan Maggot dan Pupuk Organik Cair (POC)". Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Belung, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya pengelolaan limbah organik dan mendukung pertanian yang berkelanjutan melalui inovasi pupuk yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan pupuk ramah lingkungan dinilai lebih aman bagi hasil pertanian dan juga kualitas tanah. Kualitas tanah yang dimaksudkan adalah dengan menggunakan pupuk organik nutrisi yang diserap oleh tanah lebih banyak jumlahnya dan lebih bervariasi.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 27 September 2025 tersebut, mahasiswa UM memperkenalkan dua jenis pupuk hasil olahan. Kedua pupuk itu adalah pupuk kompos berbasis maggot bsf dan pupuk organik cair atau seringkali disingkat menjadi POC. Setelah 2 minggu pengembangan, mahasiswa KKN UM berhasil menghasil menghasilkan 250 botol pupuk organik cair atau kurang lebih 125 liter dan untuk pupuk kompos berbasis maggot menghasilkan 9 galon plastik sebagai medianya. berbahan utama limbah sayur dan sisa rumah tangga. Melalui adanya sesi sosialisasi dan dokumentasi selama proses pengembangan dilaksanakan, masyarakat dan kelompok tani di Desa belung diperlihatkan proses pembuatan kedua jenis pupuk ini. Prosesnya dimulai dari tahap fermentasi untuk yang POC sedangkan untuk yang pupuk kompos maggot dimulai dari persiapan media pengembangbiakannya.
Pengembangan kedua jenis pupuk organik ini telah dimulai sejak tanggal 11 September 2021 dengan pembuatan media perkembangbiakan maggot dan pupuk organik cair. Maggot sebagai solusi alami untuk pengolahan limbah organik, sehingga dijadikan sebagai salah satu solusi alternatif yang dapat ditawarkan. Maggot atau yang merupakan larva black soldier fly sebagai agen pengurai alami pembuatan pupuk kompos dinilai dapat dengan cepat menguraikan limbah tanpa menimbulkan bau menyengat. Selain itu, pemanfaatan maggot untuk menguraikan limbah tadi juga dapat menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang kaya akan unsur hara. Penggunaan maggot juga mendukung sistem zero waste, mengingat limbah organik tidak lagi terbuang dengan sia-sia, melainkan akan dikembalikan ke alam dalam bentuk yang lebih bermanfaat yakni pupuk kompos.
Selain kompos, mahasiswa KKN juga memperkenalkan Pupuk Organik Cair (POC) bahan utamanya adalah dari limbah pertanian seperti sisa sayuran dan kulit buah. Melalui fermentasi alami menggunakan EM4 dan molase tebu sebagai makanan bakteri yang terkandung didalamnya, akan dihasilkan cairan yang mengandung nutrisi penting. Nutrisi penting tersebut seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang baik untuk pertumbuhan tanaman dan kualitas tanah. Penggunaan POC secara rutin dapat meningkatkan produktivitas tanaman, mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang berbahaya, dan menjaga keseimbangan antar mikroorganisme di dalam tanah. Hal tersebut sejalan dengan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Koordinator desa pada kegiatan KKN ini, Alfarrij Langgeng, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan program kerja utama mahasiswa KKN di Desa Belung dan sebagai salah satu bentuk implementasi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya adalah dalam bidang bertanian. "Kami ingin memberikan kontribusi nyata melalui alternatif solusi sederhana namun berdampak besar. Limbah rumah tangga dan pertanian yang biasanya terbuang sia-sia, kini bisa diolah kembali menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi petani dan kualitas sayur dan buah yang dihasilkan," ujarnya. Salah satu koordinator kelompok tani juga memberikan apresiasi terhadap kegiatan mahasiswa KKN yang dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat. "Program yang dirancang dan telah direalisasikan ini sejalan dengan semangat kami sebagai petani dalam menjaga lingkungan dan kualitas hasil komoditas pertanian. Semoga ilmu yang dibagikan bisa diterapkan secara berkelanjutan," ungkapnya.