Mohon tunggu...
Yuhafizuuna
Yuhafizuuna Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Padang yang memiliki minat karir di dunia menulis artkel saya memiliki keterampilan dalam menulis. Saya ingin terus belajar, karena saya senang mengatasi tantangan dan saya memiliki minat yang tulus dalam menulis karya ilmiah. Sebagai ornag yang baru masuk ke dunia menulis artikel, saya ingin memperdalam pengetahuan saya dalam menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Penyebab Kenakalan Anak

21 Mei 2024   11:00 Diperbarui: 29 Mei 2024   09:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama :Yuhafizuuna

Nim : 23005041

Mata Kuliah : Pendidikan Keluarga


KDRT atau domestic violence merupakan kekerasan berbasis gender yang terjadi di ranah personal. Kekerasan ini banyak terjadi dalam hubungan relasi personal, dimana pelaku adalah orang yang dikenal baik dan dekat oleh korban, misalnya tindak kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri, ayah terhadap anak, paman terhadap keponakan, kakek terhadap cucu. 

Kekerasan ini dapat juga muncul dalam hubungan pacaran, atau dialami oleh orang yang bekerja membantu kerja-kerja rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut. Selain itu, KDRT juga dimaknai sebagai kekerasan terhadap perempuan oleh anggota keluarga yang memiliki hubungan darah. 

KDRT dapat memiliki dampak yang sangat serius, tidak hanya pada korban langsung, tetapi juga pada anggota keluarga lainnya, termasuk anak-anak.

Pertama-tama, mari kita lihat bagaimana KDRT dapat menjadi penyebab kenakalan anak:

  • Kehidupan Rumah yang Tidak Aman

Ketika seorang anak tumbuh di lingkungan yang penuh dengan kekerasan dan ketegangan, mereka mungkin merasa tidak aman dan cemas. Mereka mungkin merasa risih atau takut karena sering kali menyaksikan konflik antara orang tua mereka.

  • Model Perilaku Negatif


Anak-anak belajar dari contoh yang diberikan oleh orang tua mereka. Jika mereka menyaksikan salah satu orang tua melakukan kekerasan terhadap yang lain, mereka mungkin menganggap bahwa kekerasan adalah cara yang dapat diterima untuk menyelesaikan masalah atau mengungkapkan emosi.

  • Stres dan Frustrasi

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan rumah tangga yang dipenuhi dengan kekerasan sering mengalami tingkat stres dan frustrasi yang tinggi. Mereka mungkin tidak memiliki keterampilan untuk mengatasi emosi mereka dengan cara yang sehat, dan sebagai hasilnya, mereka mungkin mencari pelampiasan dari stres tersebut.

Sekarang, mari kita lihat bagaimana perilaku kenakalan tersebut dapat berhubungan satu sama lain:

  • Perilaku Mencari Pelampiasan

Anak yang merasa tidak aman atau stres di rumah mungkin mencari cara untuk melampiaskan emosi negatif mereka. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan berperilaku kenakalan, seperti melempar barang atau terlibat dalam perilaku agresif.

  • Konsumsi Minuman Keras dan Perilaku Berisiko

Anak yang merasa tegang atau tidak nyaman di rumah mungkin mencari penghiburan di luar rumah. Mereka mungkin mulai mengonsumsi minuman keras atau terlibat dalam perilaku berisiko lainnya untuk meredakan stres dan menemukan tempat yang mereka anggap lebih nyaman.

  • Terlibat dalam Tawuran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun