Tati bergegas merapikan gaun dan bibirnya. Mengoleskan rata lipstik  warna marun ke bibirnya yang kenyang dalam luapan-luapan api asmara. Memoles hati-hati dan sesekali menghapus  dengan ujung jari. Di Screensaver androidnya sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.
**
Toni dari tadi sudah duduk di kursi sambil menghirup dalam-dalam Marllboro di bibir  dan sesekali memperhatikan tubuh perempuan setengah baya yang baru saja mendaratkannya di angkasa asmara. Dalam hati Toni berkata, masih ada sisa-sisa kejayaan kecantikan wanita ini. Walau Tati sudah menginjak usia 40 an, wajahnya masih sangat cantik dan badannya seperti gadis remaja.
"Gimana, Mas" Tati menyentak lamunan Toni. Seketika Toni kelabakan dan kurang fokus apa yang dimaksud Tati.
"Eh... hem maksud dik Tati?"
"Iya,,, jadi ngak kita ke cafe dulu sebelum pulang" Tati mengingatkan.
"Oh... ya jadilah, gue laper banget" Â Toni memperbaiki duduknya sambil meletakkan sisa rokoknya di asbak dan beranjak menyambar jaketnya yang tersandar di kursi yang ia duduki.
Beberapa saat kemudian mereka bergandengan keluar kamar dan masuk lift. Di reseptionist Toni hanya bilang kami cek out...
"Makasih, Mbak, saya cek out" Toni berkata sambil memberikan kunci kamar. Reseptionist menjawab dengan ramah. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
" Terimakasih Pak" lalu Toni dan Tati berlalu ke parkiran
**