Mohon tunggu...
Yudistira
Yudistira Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan swasta, blogger, traveller, anak muda

Karyawan swasta, traveller, anak muda

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemenangan Oposisi Malaysia Sejatinya Reformasi yang Tertunda

15 Mei 2018   08:00 Diperbarui: 15 Mei 2018   08:10 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemenangan Pakatan Harapan adalah sejatinya adalah reformasi yang tertunda. Kenapa? Karena gejolak perpolitikan di malaysia mulai lahir sejak tahun 1998, tahun yang sama di mana ada krisis moneter di Indonesia. Di tahun yang sama pula, lahirlah gerakan reformasi di Indonesia, di mana pemerintahan Orde Baru yang berkuasa penuh selama 32 tahun tumbang setelah krisis moneter, kerusuhan dan pendudukan gedung MPR/DPR oleh gerakan mahasiswa. Rupa-rupanya kondisi yang sama juga sebenarnya terjadi di Malaysia, negara tetangga kita.

Saat krisis moneter terjadi pada tahun 1998, perseteruan Anwar Ibrahim-Mahathir Mohamad pecah. Salah satunya, Mahathir berang dengan seruan Anwar untuk reformasi dan penghentian korupsi dan nepotisme. 

Anwar Ibrahim, wakil perdana menteri saat itu, yang digadang-gadangkan menjadi the next succesor dari Mahathir Muhammad tersingkir karena seruan reformasinya. Bisa jadi Anwar Ibrahim sang politisi no.2 Malaysia ketika itu juga terinspirasi akan reformasi yang terjadi di Indonesia. Padahal secara logika, jelas Anwar yang mungkin sebentar lagi bisa menggantikan Mahathir cukup diam saja, toh dia akan meraih kekuasaan bila semua berjalan mulus. Namun, Ia tidak berdiam diri dan menerima apa adanya, Ia menyerukan reformasi atas kebobrokan yang ada dalam pemerintahannya sendiri bersama Mahathir.

Sebagian mencatat bahwa ketika krisis ekonomi mengancam Malaysia pada tahun 1998, Anwar menolak rencana Mahathir untuk melakukan sistem kurs tetap dalam mata uangnya, ringgit agar tidak terimbas krisis, suatu langkah yang sama yang pernah ditawarkan Prof Steve Hanke kepada Presiden Indonesia, Soeharto untuk menerapkan kebijakan kurs tetap. Setelah perselisihan ini dan tuduhan tudahan terhadap Anwar Ibrahim yang berujung diberhentikannya Anwar Ibrahim dari jabatannya, pada pertengahan 1998, Mahathir Mohamad menerapkan sistem kurs tetap. Posisi Anwar Ibrahim digantikan oleh Abdullah Badawi. (kutipan dari wikipedia)

Karena terlalu keras, ia disingkirkan dari Koalisi Barisan Nasional (UMNO dan partai lain) dan Pemerintahan, menjadi pesakitan dengan kejahatan keji dan memalukan yakni kasus sodomi. Anwar pun dipecat dan didakwa melakukan korupsi dan sodomi. Dalam peristiwa yang menggemparkan Malaysia dan menarik perhatian dunia, Anwar kala itu dibawa ke pengadilan dengan mata lebam karena dipukuli kepala kepolisian Malaysia saat itu.

Koalisi Barisan Nasional kala itu mirip seperti Orde Baru, Pemerintahan yang disokong 1 partai tunggal yang sangat kuat, menguasai segala aspek politik dan ekonomi mirip-mirip Partai Golkar-lah kala itu. Harapan Anwar Ibrahim untuk mereformasi malaysia dari dalam, gagal. Anwar pun divonis bersalah dan dipenjara sejak tahun 1999 sampai 2004.

Di saat yang sama di tahun 1999, tepat tanggal 4 April, Sejumlah LSM dan partai oposisi kemudian mendirikan Partai Keadilan Rakyat. PKR adalah sebuah partai oposisi hasil gabungan Partai Keadilan Nasional (KeADILan) dan Partai Rakyat Malaysia (PRM), diketuai oleh Istri Anwar Ibrahim, Wan Azizah Wan Ismail. Perjuangan untuk mereformasi Malaysia dari luar BN pun dimulai, dan dipimpin oleh istrinya sendiri yakni Wan Azizah Wan Ismail.Pada tanggal 2 September 2004, Anwar Ibrahim dibebaskan oleh Perdana Menteri Abdullah Badawi. Ia melanjutkan karier politiknya melalui Partai Keadilan Rakyat menjadi bagian kelompok oposisi Malaysia.

Harapan untuk mengalahkan Barisan Nasional dimulai dari General Election 10 "GE10", Partai Keadilan Rakyat bersama beberapa partai oposisi membentuk Koalisi Barisan Alternatif sebagai oposisi versus Barisan Nasional. Hasilnya sudah dapat ditebak, pihak oposisi masih kalah jauh. Sulit untuk mengalahkan Partai berkuasa yang sudah eksis sejak negara ini berdiri tahun 1957. 

Berbeda dengan situasi di Indonesia, Euforia Reformasi1998 yang dilanjutkan dengan Pemilu demokratis pertama setelah reformasi di Indonesia langsung melahirkan Partai Pemenang baru yakni PDI Perjuangan yang dipimpin Ibu Megawati Soekarnoputri. Ibu Megawati dan PDIP tampil sebagai antitesa Golkar yang berkuasa sebelumnya. Bukan hanya PDIP yang meraih kejayaan, sejumlah partai-partai baru lahir dan segera menjadi pemain utama dalam perpolitikan nasional, seperti PAN, PKB dan PK.

Hasil General Election Malaysia sejak Anwar Ibrahim keluar dari pemerintahan membentuk kekuatan oposisi :    

  • General Election 10, tahun 1999, Barisan Nasional(BN) 148kursi, Oposisi-Barisan Alternatif(BA), 45kursi.   
  • General Election 11, tahun 2004, Barisan Nasional(BN) 198kursi, Oposisi-Barisan Alternatif(BA), 8kursi, DAP 12kursi.   
  • General Election 12, tahun 2008, Barisan Nasional(BN) 140kursi, Oposisi-Pakatan Rakyat(PR), 82kursi.   
  • General Election 13, tahun 2013, Barisan Nasional(BN) 133kursi, Oposisi-Pakatan Rakyat(PR), 89kursi (Popular vote dimenangkan PR).    
  • General Election 14, tahun 2018, Barisan Nasional(BN) 79kursi, Oposisi-Pakatan Harapan(PA), 143kursi (Oposisi menang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun