Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lembar Tiket Terakhir (Bagian 1)

6 Maret 2018   18:12 Diperbarui: 23 Desember 2018   20:37 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dear passengers, welcome to GA882 flight to Japan. Flights to Japan will take us with in two hours, with a cruising altitude of 37.000 feet above sea level. We need to inform you that this flight is without cigarette smoke, before take off we invite you to hold the chair back, close and lock the small tables that are still open in front of you, tighten the seat belt, and open the window cover. On behalf of  captain  and all the crew on duty congratulated this flight, and thank you for your choice to fly with Garuda Indonesia" 

Pengumuman yang keluar dari public addressdi pesawat menyadarkan Ardan dari lamunannya. Entah sudah berapa lama dia menatap kosong keluar jendela pesawat. Fokus dan fikirannya berkecamuk keras. Apakah harus turun dari pesawat atau justru ingin segera terbang menuju negeri Matahari Terbit itu. Sudah pukul 00.05 dini hari dan masih butuh waktu 6 jam untuk tiba di Negara yang akan menentukan masa depannya.

Ingatannya kembali ke beberapa waktu lalu dimana sebuah pesan masuk ke aplikasi whatsappnya. Dari Nuning kekasihnya. Tanpa ada permasalahan yang mendasar, tiba-tiba Nuning meminta untuk mengakhiri kisah kasih mereka. Alasannya hanya satu. Nuning ingin berkonsenstrasi dalam kuliahnya. Tapi Ardan yakin, bukan itu masalahnya. Ardan tahu betul siapa Nuning yang sudah dikenalnya sejak masih sekolah menengah pertama. Nuning yang justru senantiasa memberikan perhatian kepadanya. Memperhatikannya dikala bermain basket atau sepak bola. Nuning yang selalu memberikan semangat dan membawakan selembar handuk kecil dan air minum kemasan khusus kepada Ardan. Nuning yang perhatiannya tidak pernah berubah sedikitpun walau Ardan terkadang acuh. Maklum ego lelaki yang lebih senang bersosialisasi dengan teman-teman prianya dibandingkan dengan menghabiskan waktu dengan perempuan. Tapi tiba-tiba semua berubah hanya dalam sekejap. Padahal mereka sepakat untuk menuju hal yang lebih serius setelah Nuning kembali pulang dari kuliahnya di Jepang. Ada apa? ini yang belum terjawab oleh Ardan karena semua kontak yang dilakukan tidak pernah direspon Nuning.

"Maaf menggangu. Boleh saya pinjam satu majalah yang tidak dibacara itu?"Tiba-tiba seorang gadis muda berpakaian casual dengan rambut terurai panjang sebahu membuyarkan lamunannya.

"Oh silahkan. Kebetulan saya gak baca juga koq" jawab Ardan setengah tidak bersemangat. Namun matanya masih sempat melirik sekilas wanita muda itu.

"Terima kasih ya. Oh ya kalau gak mengganggu lagi, perkenalkan nama saya Alit. Gak keberatan kita kenalan kan? Lumayan lho perjalanan 6 jam sampai Osaka. Mungkin dengan ngobrol bikin waktu jadi gak terasa" si wanita tadi tampak tidak kikuk dan terkesan agresif. Dari perawakan dan cara berpakaiannya memang terlihat gadis ini supel dan cukup gaul. Atau lebih tepatnya sportif? Entahlah, Ardan belum bisa menilai secepat itu.

"Gak kok, gak keberatan. Saya Ardan. Hanya saja saya cukup mengantuk. Jadi maaf kalau nanti saya terkesan cuek. Dan maaf lagi kalau nanti ada suara merdu yang keluar dari mulut saya saat saya sedang tidur" Ardan mencoba merespon dengan sopan.

"Hahahaha... oke, gak masalah. Silahkan istirahat kalau begitu." Alit kemudian sibuk membolak-balik majalah untuk memilih mana yang akan dia baca terlebih dahulu. Sementara Ardan sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Tentu saja tidak akan bisa jika masih ada yang mengganjal fikirannya. Semakin malam semakin terbuka matanya. Sesekali dia tampak melirik kembali mahluk manis disampingnya. Asyik sekali dia membaca. "Sering ke Jepang? Tiba-tiba Ardan membuyarkan keasyikan Alit yang sedang membaca liputan tentang Gunung Semeru.

"Ya Iyalah, kan aku kuliah disana, hehehe... Kamu juga keliatannya sering bolak-balik Indonesia Jepang ya?"

"Salah, sama ini Insya Allah baru kedua kali" Ardan sedikit tersenyum menyembunyikan rasa malunya. Ya, Ardan memang baru akan dua kali menginjakkan kakinya ke Jepang. Pertama sekitar dua tahun lalu saat mengantarkan Nuning untuk memulai kuliahnya di Jepang. Dan yang kedua, justru untuk mencari dimana Nuning berada. Sebuah kondisi yang sangat kontras.

"Travelling ya? Keren ya anak muda jaman sekarang, travellingnya ke luar negeri terus. Saya mah travellingnya dulu cuma ke tempat wisata lokal. Tahu gak, ke Bali aja saya baru dua kali lho, hahahaha..." Alit seperti biasa terus berbicara dengan semangat tanpa terlihat kantuk sama sekali. Sementara Ardan cukup terhibur dengan cerita Alit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun