"Masih dong, kalau nggak sesuai jurusan, aku masih nggak mau"
Ternyata prinsip Agung, kawan kuliah saya sewaktu di Jogja, masih belum berubah, padahal sudah 4 tahun ini dia menganggur. Idealisme yang masih tak mau bekerja  jika tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya, Teknik Kimia, tak kunjung berubah.
Agung ini sewaktu kuliah memang terbilang cerdas, dia tidak memperoleh gelar cumlaude memang, namun dia adalah tipe orang yang bisa dengan cepat menerima materi yang disampaikan oleh dosen. Begitupun saat praktikum atau mengerjakan tugas akhir, kemampuan logikanya bisa membuatnya dengan cepat melakukan tugas praktikum dan berbagai perhitungan.
Tidak Sembarang Memilih Perusahaan.
Banyak kawan mahasiswa lain yang sering bertanya mengenai materi kuliah atau tugas akhir pada Agung, menurut banyak kawan dan saya sendiri, Agung bisa menjelaskan dengan baik dan memberikan logika yang lebih bisa diterima.
Karena kecerdasannya ini Agung lulus lebih dulu daripada saya, setelah lulus dia tidak langsung meninggalkan Jogja, dia masih betah berada di Jogja. Alasannya Jogja memiliki akses yang lebih mudah pada job fair atau informasi pekerjaan dibandingkan dengan kampung halamannya di Bangka Belitung.
Prinsip Agung adalah dia hanya mau bekerja sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dia pelajari yaitu Teknik Kimia, Agung pun tak sembarangan memilih perusahaan, dia hanya mau perusahaan swasta bonafide dengan level multinasional atau perusahaan BUMN. Mengingat kompetensi dan kecerdasan Agung sebenarnya ini hal yang wajar jika dia memimpikan hal tersebut.
Tak Kunjung Mendapatkan Pekerjaan.
Saat saya baru mendapatkan pekerjaan pertama saya, Agung masih belum kunjung mendapatkan pekerjaan, padahal saat itu dia sudah menganggur selama dua tahun. Saya yang memang sudah berpaling dengan apa yang telah saya pelajari selama kuliah dan bekerja di tempat yang tidak memiliki kaitan dengan Teknik Kimia, mencoba menggoda Agung untuk mulai meninggalkan idealismenya.
