Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersimpuhlah Hanya kepada Sang Khalik

5 Agustus 2020   11:56 Diperbarui: 5 Agustus 2020   11:58 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, untuk menjadi khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi. Sesungguhnya tugas menjadi khalifah tidaklah mudah, bahkan sebelumnya mahluk -- mahluk Tuhan yang lain, mereka menolak. Gunung, laut, binatang semuanya mengaku tidak sanggup mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi, hanya manusia saja yang menyatakan sanggup. 

Padahal manusia diciptakan tidak lebih kuat dibanding mahluk yang lain, bahkan sangat kecil jika dibandingkan dengan gunung, laut ataupun langit. Namun manusia memang ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadi khalifah di muka bumi, dan tentu saja dipersenjatai dengan akal, hati dan nafsu.  Hal -- hal tersebut yang menjadikan manusia mampu menaklukkan mahluk -- mahluk lainnya.

Allah SWT berfirman dalam salah satu surat dalam Al-Quran yang artinya kurang lebih : Manusia itu diciptakan dengan bentuk sebaik-baiknya. Hal ini bisa dimaknai bahwa selain rupa dan raga yang memang paling baik dibanding mahluk lainnya secara fisik, manusia juga memiliki sifat-siat yang lebih unggul dibandingkan mahluk lainnya. 

Manusia diberikan akal, hati dan nafsu, dimana mahluk -- mahluk lainnya hanya diberikan sebagian saja, misal malaikat hanya diberikan akal dan hati sehingga mereka otomatis selalu patuh dan taat atas semua perintah Tuhan, namun mereka tidak bisa berkembang karena tidak mempunyai nafsu. Hewan mempunyai nafsu namun tidak memiliki akal sehingga tidak memiliki peradaban dan harus tunduk pada manusia.

Setelah itu, Allah SWT juga berfirman yang mempunyai arti kurang lebih : Kemudian Kami kembalikan manusia ke tempat serendah -- rendahnya. Hal ini bisa mengandung arti bahwa manusia kemudian akan diberikan tempat yang paling buruk yakni neraka. 

Mengapa hal ini bisa terjadi ? mengapa manusia yang awalnya mempunyai kehormatan yang sangat tinggi kemudian malah akan dimasukkan ke dalam tempat yang paling buruk yakni neraka ? Apakah ada dari manusia yang dikecualikan atau terbebas dari neraka ?. 

Allah SWT berfirman lagi dalam ayat berikutnya, yang memiliki arti kurang lebih : Kecuali bagi orang -- orang yang beriman dan berbuat kebajikan (berbuat sholeh). Adanya ayat tersebut dapat menjelaskan mengapa manusia yang awalnya mempunyai kedudukan yang tinggi dan sangat terhormat kemudian malah dimasukkan ke tempat yang paling hina / neraka, karena mereka tidak beriman dan tidak mengerjakan kebajikan. Maka golongan manusia yang beriman dan berbuat kebajikan akan selamat dari tempat yang sangat buruk yakni neraka.

Manusia memang merupakan mahluk yang paling sempurna dan paling tinggi derajatnya tetapi jangan lupa manusia juga tempatnya salah dan dosa sehingga derajat manusia bisa meluncur drastis lebih rendah dari binatang. Maka manusia harus selalu mengingat bahwa mereka ditugaskan menjadi khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi. 

Sebagai wakil Tuhan maka mereka harus melaksanakan seluruh aturan yang sudah dibuat oleh Tuhan dengan sebaik-baiknya. Segala tingkah laku manusia di muka bumi pada akhirnya akan dihisab atau diperiksa apakah lebih banyak ketaatannya atau kedurhakaannya kepada Tuhan melalui pelaksanaan aturan -- aturan yang sudah dibuat-Nya. 

Manusia yang mempunyai ketaatan yang lebih berat dibandingkan dengan kedurhakaannya, maka mereka akan selamat dari tempat yang paling buruk yakni neraka, begitu juga sebaliknya.

Lalu, bisakah manusia yang sudah terlanjur berbuat durhaka bisa selamat dari neraka ? Allah SWT sebagai Tuhan YME mempunyai sifat Maha Penerima Taubat. Maka sudah pasti siapapun manusia yang menyadari berbuat salah kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya, maka Dia pasti akan mengampuninya. 

Bukan malah sebaliknya ketika sudah mengetahui berbuat salah malah menantang atau bahkan berbuat yang lebih buruk lagi. Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat selama nyawa yang akan lepas belum sampai di tenggorokan.

Sesungguhnya sebaik-baik manusia yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat dan tidak mengulangi lagi kesalahannya. Ingatlah hukum Tuhan yang akan mengadili kita, mungkin di dunia hukum yang ditegakkan manusia tidak bisa mengadili sepenuhnya terhadap kesalahan yang dibuat manusia, tetapi ingat ada akhirat yang akan menegakkan hukum Allah SWT dan memberikan keadilan seutuhnya bagi seluruh manusia. Jadi bersimpuhlah hanya kepada Sang Khalik, bertaubat dan memohon ampunan serta meminta perlindungan kepada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun