Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Doa untuk Natuna, Doa untuk Indonesia

3 Februari 2020   11:49 Diperbarui: 3 Februari 2020   11:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Natuna kembali menjadi bahan perbincangan hangat oleh publik Indonesia. Hal ini tak lepas dari kegiatan karantina atau observasi WNI yang dipulangkan dari Hubei, China. Bisa jadi kalau yang dikarantina bukanlah orang -- orang yang terkait dengan isu global mungkin berita tentang Natuna tidak seheboh ini.

Pemulangan WNI dari Hubei, China memang menjadi buah simalakama bagi Pemerintah Indonesia. Banyak yang mendesak Pemerintah memulangkan WNI yang dianggap sehat dari daerah yang merupakan pusat penularan penyakit akibat virus Corona yang sudah menjadi perhatian dunia. Akibat virus Corona, China kini seakan -- akan terisolasi dari publik dunia.

Sudah banyak negara, termasuk Indonesia yang akan menyusul, membuat kebijakan menutup lalu lintas dari dan ke China akibat adanya virus Corona.

Pemerintah Indonesia akhirnya berhasil memulangkan WNI yang ada di Hubei, tentu saja mereka yang sudah diperiksa dengan ketat dan dinyatakan sehat dan bebas dari virus Corona. Namun ternyata masalah tidak selesai sampai di situ. Masalah baru yang timbul adalah WNI yang berasal dari  Hubei walaupun dinyatakan sehat tetap harus dikarantina terlebih dahulu sebelum akhirnya benar -- benar dinyatakan sehat dan kembali ke keluarga masing -- masing.

Menentukan tempat karantina ternyata tidak semudah yang dibayangkan, karena pasti akan banyak penolakan dari daerah -- daerah yang akan ditunjuk. Penolakan ini adalah sesuatu yang sangat wajar karena daerah --daerah pasti juga masih sangat khawatir akan adanya virus corona yang mungkin ikut walaupun mereka sudah dinyatakan sehat.

Pemerintah pun akhirnya menetapkan Natuna untuk menjadi tempat karantina atau observasi. Keputusan Pemerintah ini tentu saja mendapat penolakan yang keras dari warga Natuna. Selain mendadak, juga timbul banyak pertanyaan di benak masyarakat Natuna.

Masyarakat Natuna sangat heran karena bila masyarakat Natuna sakit saja banyak yang masih berobat kampung, atau bagi yang berlebihan dana berobat ke Batam, Singapura, Malaka atau Johor. Hal ini karena fasilitas kesehatan yang ada di Natuna masih minim.

Bagaimana kalau WNI yang datang dari pusat penyebaran virus yang sudah mendunia kok malah ditempatkan di Natuna ?  Bukankah selama ini pemerintah sudah menyebutkan ada sejumlah RS di Jakarta seperti RS Yulianti Saroso, RSPAD serta rumah sakit lain yang lebih lengkap, dan hal itu banyak di Jakarta atau kota besar lainnya ? Kenapa kok malah di Natuna ?

Bila ada anggapan karena di Natuna warganya masih sedikit sehingga bila terjadi sesuatu tidak akan berdampak luas,  maka hal itu dianggap melecehkan masyarakat Natuna . Wajar akhirnya bila masyarakat Natuna menolak keras daerah Natuna dijadikan tempat karantina atau observasi. Bukan tidak mempunyai rasa kemanusiaan, tetapi malah sebaliknya masyarakat Natuna juga kasihan kepada saudara -- saudara yang baru datang dari Hubei, karena bila terjadi apa -- apa sangat sulit mendapatkan pertolongan yang lengkap.

Akhirnya kebijakan karantina atau observasi tetap tak bisa diganggu gugat, walaupun masyarakat sudah berdoa dan berusaha menolak. Kini saudara -- saudara WNI yang datang dari Hubei sudah ditempatkan di sekitar komplek pangkalan udara TNI AU. Akibat kegiatan tersebut tentu saja berdampak bagi kegiatan kemasyarakatan di Natuna, antara lain :

  • Perasaan mencekam sudah menjalar bagi masyarakat Natuna khususnya di Ibukota Ranai.
  • Anak -- anak sekolah termasuk yang sebentar lagi ujian diliburkan selama 14 hari (tidak ada kegiatan belajar menagajr di sekolah)
  • Masker di apotik -- apotik Kota Ranai sudah habis terjual, tetapi kemudian ada bantuan dari pemerintah memberikan masker kepada masyarakat.
  • Sebagian masyarakat ada yang kemudian mencoba mengamankan diri menjauhi kota Ranai atau bahkan keluad dari natuna
  • Akan banyak kegiatan istighosah maupun pembacaan qunut nazilah yang akan dilakukan masyarakat Natuna

Kini kegiatan karantina tersebut sudah berjalan. Masyarakat Natuna berusaha belajar ikhlas menerima kebijakan tersebut. Hanya kepada Alloh semua disandarkan. Memohon agar semua masyarakat Natuna tetap sehat dan aman. Begitu juga memohon semoga saudara -- saudara yang dikarantina juga tetap sehat dan tidak membawa virus corona maupun penyakit lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun