Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tepatkah Mobilisasi Nelayan Pantura Jawa ke Laut Natuna?

16 Januari 2020   15:05 Diperbarui: 17 Januari 2020   04:43 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga anak bermain di dekat puluhan kapal yang sandar di Pelabuhan Lubuk Lumbang, Kecamatan Bunguran Timur, Natuna, Kamis (9/1/2020). Sejumlah nelayan di kecamatan itu menyatakan kembali sering melihat kapal ikan asing memasuki Laut Natuna Utara sepanjang Desember 2019. (KOMPAS/PANDU WIYOGA)

Ketegangan yang terjadi di Laut Natuna Utara akibat masuknya kapal-kapal ikan Cina yang dikawal oleh Kapal Patroli Cina untuk menangkap ikan di wilayah tersebut mengundang berbagai pendapat dan pandangan dari masyarakat Indonesia. 

Pemerintah Indonesia sudah tentu berusaha semaksimal mungkin menjaga kedaulatan wilayahnya dari ancaman negara lain termasuk yang berada di ujung utara tersebut. Berbagai strategi dan masukan dari berbagi pihak dicoba untuk ditampung dan dianalisis untuk mengatasi permasalahan yang sedang terjadi.

Laut Natuna secara umum memang mempunyai potensi perikanan yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya pencurian ikan oleh nelayan-nelayan asing di wilayah tersebut yang dibuktikan dengan banyaknya kapal-kapal ikan asing yang tertangkap oleh pemerintah Indonesia. 

Pada era Menteri Kelautan dan Perikanan dijabat oleh Susi Pudjiastuti, pemberlakuan sanksi penenggelaman kapal serta aturan lain yang ketat membuat Laut Natuna lebih aman sebab banyak kapal-kapal ikan asing menjadi takut terkena sanksi tersebut.

Belum lama ini kembali terjadi eksploitasi sumberdaya perikanan di Laut Natuna oleh kapal-kapal ikan Cina. Tentu saja kasus ini tidak bisa disamakan seperti pencurian ikan biasanya.

Aksi mereka berbasis klaim yang menyebutkan bahwa wilayah Laut Natuna Utara masih menjadi bagian negara mereka, sehingga diperlukan tindakan khusus untuk menangani kejadian tersebut. 

Selama ini di wilayah tersebut memang jarang dimanfaatkan oleh nelayan Indonesia termasuk dari Natuna sendiri. Oleh karena itu mereka berani masuk ke wilayah tersebut.

Kemampuan nelayan Natuna masih terbatas, termasuk kurangnya armada serta fasilitas yang digunakan. Armada kapal serta alat tangkap yang dimiliki nelayan Natuna masih tradisional, sangat kecil dan tidak lengkap.

Keadaan nelayan Natuna tersebut sudah diketahui oleh pemerintah pusat sehingga ada wacana mobilisasi nelayan-nelayan di Pantura Jawa yang memiliki armada kapal besar serta peralatan yang lengkap untuk mengeksploitasi Laut Natuna. 

Hal ini sebenarnya efektif untuk memanfaatkan potensi perikanan di Laut Natuna sekaligus menjaga halaman terdepan Indonesia tersebut. Namun demikian solusi tersebut harus sebentar saja atau jangka pendek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun