Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah tentang X di TPS 21, 2#

19 April 2019   18:34 Diperbarui: 19 April 2019   18:57 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ini kenapa harus pakai huruf X sih, pegel! Kudu 2 kali coret, coba - (strip) aja kan cuman sekali coretan" keluh pak Nana, salah satu anggota KPPS yang sudah berusia 50an tahun itu. Meski ngomel tetep saja bapak ini dengan semangat terus saja menulis laporan c1, meski terlihat sesekali membenarkan kaca matanya. TPS 21 memang terasa kurang terang penerangannya, tapi gimana lagi, sudah gak mungkin lagi ngurusin lampu, yang ada hanya gimana caranya laporan c1 segera selesai dan kotak suara dibawa ke balaidesa. 

Ku lihat jam ditanganku sudah pukul 12.05 WIB, mataku sdh mulai diserang kantuk yang satu persatu berkumpul di kelopak mata ku. Mereka seperti jadi pemberat mataku yang mulai merekat. Ku liat pak nana, dan teman anggota lainnya yang rata rata kepalanya sudah berwarna perak masih getol menulis satu persatu lembaran c1 dengan semangatnya, jadi malu. 

Makin pagi huruf X semakin menjadi trending di TPS ini. Padahal hanya mensilangkan coretan, tapi karena berlembar lembar, jadi seperti siksaan. Yang tadinya hanya pak nana, makin kesini semua jadi ikut sebel dengan X. Sepertinya X menjadi muntahan kekesalan karena sedari pagi belum juga istirahat bahkan hari sebelumnya juga menyiapkan tempat sehingga praktis badan serasa terforsir kurang istirahat. 

Ingat kejadian siang tadi saat persiapan penghitungan surat suara, ada 6 orang yang fokus untuk menghitung data surat suara yang digunakan, yang tidak terpakai dan jumlah saat awal diterima. Pada surat suara DPRP propinsi, kita sudah menghitung berkali kali, dicek satu persatu bendel yang isinya 25 buah tetap saja ada selisih kelebihan suara padahal yang ngitung sudah 6 orang. Dan anehnya saat penghitungan suara hasilnya pas, tidak ada kelebihan. Tepok jidad mu ya, hehe... 

Ngitung suara sampe jam 10 malem, bibir pak dedi sampe njontor kayaknya, secara ditiap babak penghitungan bacain partai nomer berapa, caleg nomer berapa. Ditiap babak ada 220 surat suara, tapi herannya suaranya tetep stabil dan gak ada tanda tanda minta digantikan, memang hobi baru kayaknya...haha....

Meski TPS 21 bukan berisi panitia kawakan yang sudah biasa menggelar pemilu, tim kpps berjalan baik dan lancar tanpa fiksi. Mungkin karena berisi yang sudah berumur justru membikin suasana cair dan tidak mudah tersulut emosi saat ada perbedaan, padahal badan sudah nggak karuan. 

Terakhir ku lihat jam 02.30 pagi, saat pak ketua sudah mulai menutup kotak surat terakhir dari 4 yang ada. Ada kelegaan saat huruf X mulai berangsur hilang tertutup amplop yang dimasukan kedalam kotak. "Akhirnya, pengalaman perdana yang banyak cerita" pikirku. Kalo nanti ada kesempatan, akan ku jawab "siaapp", bagiku menyenangkan dan berdinamika meski capeknya nggak terbayangkan. Demi bangsa Indonesia, kudu semangat!!!.... padahal..demi..demi.... yaa demi itu deh hehe... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun