Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Film

Kamu Freddy

30 November 2018   11:01 Diperbarui: 30 November 2018   12:34 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Kemarin, akhirnya berkesempatan juga menonton film bohamian rhapsody, "keren dan wow" terasa begitu sebagai penggambaran saat meliat megahnya konser konser dan cerita yang dituturkan oleh film ini. 

Saat menonton film ini, kita akan disuguhi oleh penggambaran seorang freddy mercury, yang di plot secara utuh digambarkan dari awal hingga akhir, dan secara keseluruhan cerita, its almost about him. Bagaimana konflik pribadinya dengan keluarga, bertemu dengan personil queen lainnya, dan tentang bagaimana diri seorang freddy yang merasa hampa, sendiri dan biseksual. 

Musikalitas yang jenius, percaya diri, pribadi yang tidak meragu disuguhkan seorang freddy saat mengenalkan diri pada personil queen lainnya ketika ingin mendaftar sebagai vocalis, saat band itu masih bernama smile band. Begitupun saat manggung perdana, bagaimana terhambat oleh teknis stand microphone yang tidak bisa di gerakan, tetap santai bahkan akhirnya mencabut gagang stand, dan menjadi ikonik bahwa tiap manggung freddy sang vokalis selalu memakai mic dan gagang standnya. andai tidak mampu tenang, mungkin lain cerita, tentu akan minta gagang yang baru... ilang dong iconiknya... hehe 

Born to be star, mungkin begitulah adanya queen dan freddy. Begitu tampil langsung meledak dimana mana, tidak sekedar di Inggris saja, Eropa dan Amerika bahkan dunia mengenalnya. Keberanian untuk menggebrak gaya musik dan kemampuan untuk menggunakan semua benda  dan instrument apa saja untuk memperkaya musik dan memang indah dan harmoni hasilnya.  

Bohamian Rhapaody adalah sebuah keberanian untuk mendobrak keumuman pasar musik dengan durasinya yang mencapai 6 menit dan jelas diragukan pada masanya. Namun yang terjadi, justru sebaliknya, lagu ini menjadi legenda hingga sekarang. 

Kehampaan dalam kejiwaan freddy yang membuatnya bergaya glamour, gemar berpesta dan menjadi liar kuat terasa, mendekatkannya pada gaya biseksual yang akhirnya dia akui sebagai gaya hidup dan karakter kejiwaan yang melekat. Selalu merasa sendiri dan tidak punya keluarga. Faktor  karena kekakuan gaya sang ayah dan tidak bertemunya keinginan ayah dan anak  berdampak membentuk pribadinya  yang rapuh. 

Klise memang tapi begitulah dalam kehidupan sosial, akhirnya setelah melalui drama kecurangan yang dilakukan oleh sang manager baru, freddy sadar bahwa orangtuanya dan personil queen lainnya adalah keluarga sebenarnya yang dia cari. 

Dan moment pengakuannya sebagai penderita Aids menjadi momen yang menyatukan queen kembali. Akhirnya Final Konser terbesar yang berjuta mata memandang mereka , menjadi kemegahan yang tak terhingga dan WOW. 

Serasa melihat konsernya dan tetap saja kagum dan takjub meliat konser ini, meski sebuah film saja, apalagi saat sebenarnya dalam konser yang terjadi dimasa itu... wow wow wow 

tak terwakili kata .... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun