Bismillahirrahmanirrahim.
Sebelum kita memulai postingan ini, saya tahu banyak di antara Anda yang menantikan bagian terakhir dari "A Musical Revolution 3: Field Trip Fiasco" dan akhir dari field trip Weeekly di Jepang sekaligus bagaimana nantinya outcome dari konflik Observatorium Baruna dan Sihombing Enterprises yang berakibat cedera parah pada Walikota Joost Klein dari Bluebell City. Namun, saya sedang memikirkan akhir dari cerita tersebut yang cocok, sehingga membutuhkan waktu lama untuk ditulis. Jadi bagi yang menunggu, saya mohon maaf jika bagian akhir dari cerbung tersebut memakan waktu lama untuk ditulis. In the meantime, ada kabar gembira dari dunia video game.
Membahas industri video game Jepang memang tiada habisnya. Industri video game Jepang merupakan salah satu yang terbesar dan paling berpengaruh di dunia, yang dikenal karena inovasi dan waralaba ikoniknya. Pemain utamanya meliputi perusahaan seperti Nintendo, Sony, dan Capcom, yang telah memproduksi judul-judul yang disukai seperti Super Mario, Final Fantasy, dan Pokemon. Dalam beberapa tahun terakhir, industri ini telah mengalami pergeseran ke arah game seluler dan platform daring, yang mencerminkan tren global. Meskipun menghadapi tantangan dari persaingan internasional, pengembang Jepang terus unggul dalam hal penceritaan, desain seni, dan mekanisme permainan yang unik. Industri ini juga menekankan tema-tema budaya, yang berkontribusi pada identitasnya yang unik di pasar global.Â
Hari ini, kita merayakan ulang tahun salah satu video game buatan Jepang, yaitu Pac-Man. Bagi Anda yang lahir dan besar antara akhir tahun 80-an dan awal 90-an, pasti tahu game ini. Yap, game di mana Anda mengendalikan sosok bulat kecil berwarna kuning yang dikejar empat hantu beraneka warna mengelilingi sebuah labirin, dan untuk memakan hantunya kita harus memakan power pellet untuk mengubah warna hantu-hantu tersebut jadi biru dan bisa dimakan. Dan tahun ini, Pac-Man genap berusia 45 tahun.
Sebelum kita membahas sejarah Pac-Man secara ringkas, kita simak dulu video wawancara bersama pencipta Pac-Man, Pak Tohru Iwatani. Video ini ada di game Pac-Man World 3 yang dirilis tahun 2005, yang bertepatan dengan 25 tahun Pac-Man. Inti dari wawancara tersebut akan kita bahas setelah menonton video ini.
Jadi awalnya, Pak Iwatani menciptakan Pac-Man secara sederhana. Saat itu, tidak ada game untuk wanita, dan game saat itu ditujukan untuk kaum adam, seperti Space Invaders dan Breakout. Pac-Man awalnya diciptakan untuk pasar wanita. Suatu hari, Pak Iwatani sedang lapar. Beliau memesan pizza untuk makan siang. Ketika melihat pizza yang besar, beliau mengambil satu potong, dan di situlah Pac-Man pertama lahir. Jadi, aman untuk mengatakan bahwa Pac-Man awalnya terinspirasi dari pizza.
Pac-Man mendapatkan namanya dari "pakku-pakku", onomatope bahasa Jepang untuk makan. Pac-Man adalah game tentang makan, dan tujuan dari game Pac-Man yaitu memakan bulatan-bulatan kecil yang tersebar di sekitar labirin seraya dikejar hantu.
Ngomong-ngomong soal hantu, Pak Iwatani mendesain empat hantu yang menjadi musuh di Pac-Man sebagai karakter yang lucu, yang tidak dapat dibenci pemainnya walaupun mereka adalah musuh kita. Mereka bernama Blinky (merah), Pinky (pink), Inky (biru muda), dan Clyde (oranye).
Begini tampang game Pac-Man yang pertama dan asli, tahun 1980:
Dari sebuah bulatan kuning yang terinspirasi dari pizza dan diciptakan secara sederhana, Pac-Man menjadi game yang jadi favorit semua. Tua-muda, lelaki-perempuan, semua suka bermain Pac-Man. Pac-Man menjadi langganan di tempat arcade. Bahkan saking populernya, game ini telah diadaptasi menjadi beberapa game lain, seperti serial Pac-Man World dan Pac-Man World Rally.