Bukan kebetulan kalau lokasi film "Laskar Pelangi" ini memiliki potensi alam yang luar biasa. Problemnya, ada senjang persoalan yang harus diselesaikan segera. Pengelolaan kawasan wisata, hingga model komunikasi dalam sarana promosi lokasi pariwisata juga harus dikembangkan secara bersamaan.
Pantai-pantai yang dihiasi pasir putih nan lembut, dikelilingi hamparan batu-batu vulkanik besar adalah kekayaan alam yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. Keterhubungan titik sarana transportasi di pulau Belitung pun sudah lebih dari cukup.
Dimana letak soalnya? Konsep pengeloaan kawasan ekowisata di pulau ini, masih terbilang belum terintegrasi. Bahkan kawasan mangrove pun sesungguhnya bisa menjadi sangat menarik.Â
Belum lagi danau kaolin yang terbuka dan menganga dengan warna air yang menghijau sungguh memikat hati. Batu satam sebagai souvenir dari pecahan batu meteorid pun menjadi sebuah cerita.
Belum lagi ditambah dengan kekayaan kuliner khas Belitung. Hidangan laut, hasil melimpah tangkapan para pelaut disajikan segar dengan ramuan bumbu rempah aneka rupa, menjadi pemuas selera lidah. Penganan kecil masih dari olahan hasil laut mengisi waktu senggang menjadi teramat riang. Dinikmati sembari bersantai menatap matahari yang tenggelam, dengan kopi kental mengepul.
Pentingnya Design Komunikasi
Bila singgah di pulau Belitung, untuk bisa pergi dari satu titik ujung ke ujung lain membutuhkan waktu relatif singkat. Jalanan secara keseluruhan terbilang sangat layak, lurus meski berkontur, dan terbilang kosong dari kepadatan kendaraan. Dengan begitu, akomodasi menjadi sebuah hal yang tidak menjadi masalah berarti. Hal terpenting dari konsep pengelolaan pariwisata Belitung justru terletak konsep dan design komunikasi pariwisata.
Bukan tidak berbuat, dibeberapa titik tanda pengenal lokasi wisata memang terpasang, tetapi untuk mendapatkan keterangan yang dibutuhkan perlu dilakukan browsing google tersendiri.Â
Jadi, partisipasi aktif untuk mendapatkan informasi menjadi sebuah bagian penting bagi para pelancong. Padahal format design yang informasi yang informatif menjadi keharusan utama promosi pariwisata, guna mempermudah wisatawan mendapatkan gambaran kemana hendak menuju.
Ketika Belitung dinyatakan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, maka format pengelolaan daerah tersebut sebagai destinasi wisata harus bersifat terpadu. Pengelolaan wilayah pariwisata, penataan pedagang, memastikan sarana wisata bahari hingga mengatasi sampah adalah sebuah prasyarat. Termasuk penjadwalan event kegiatan adat dan kebudayaan yang harus menjadi fokus dari daya jual.
Hasil kajian menarik tentang daya saing wisata Indonesia, Indeks Daya Saing Pariwisata 2017 pada Kompas 14/8, terlihat bahwa persoalan yang tertinggal dalam pengelolaan pariwisata adalah keamanan, kebersihan, kesiapan teknologi informasi komunikasi dan infrastruktur layanan wisata.