Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pahami Komunikasi "Irreversible" di Tahun Politik!

8 Maret 2018   11:46 Diperbarui: 8 Maret 2018   17:03 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulutmu, harimaumu, demikian peribahasa menyampaikan. Komunikasi adalah produk interaksi sosial yang memiliki posisi tertinggi dalam kehidupan manusia, karenanya berkomunikasi membutuhkan daya upaya dan budaya yang terbaik.

Lantas apa makna irreversible dalam komunikasi? Artinya tidak dapat kembali. Proses perubahan bentuk, yang kemudian dapat kembali direformulasi kebentuk asal, adalah indikasi reversible. Tidak demikian dengan komunikasi. Feedback sebagai dampak dari hasil komunikasi, kerap mengandung bias. Persepsi dan interpretasi individual menjadi faktor pengaruh. Belum kemudian ditambah dengan aspek gangguan komunikasi, yang menciptakan noise mendisrupsi substansi.

Apa fungsinya mengingat hal tersebut ditahun politik? Bahwa kemudian para pelaku politik ditanah air, termasuk partai politik harus menghadirkan kemampuan komunikasi paripurna. Karena dampak dari proses kampanye yang dilakukan, sudah pasti irreversible. Keterbelahan publik akan pandangan politik, yang kemudian tidak dapat kembali dalam posisi yang damai setelah kontestasi, merupakan hasil yang dituai dari apa yang ditabur oleh para elit politik. Sifat komunikasi yang sulit kembali seperti semula ini, harus dipahami secara utuh.

Dalam konteks komunikasi, sesungguhnya bentuk komunikasi memiliki sifat rapid fading -pelenyapan cepat. Khususnya komunikasi verbal terbuka. Apa yang disebut hari ini, bisa jadi dilupakan esok hari secara seketika. Namun teknologi mengantisipasi hal tersebut.

Kini, setiap perkataan dan momentum direcording, dibagikan via sosial media menciptakan viralitas, bagaikan efek bola salju yang bergulir semakin besar. Bila bermakna positif, dampaknya menjadi sangat efektif bagi perubahan dan perbaikan.

Problemnya, komunikasi pun memiliki karakter multitafsir berdasarkan sudut pandang. Dengan demikian, kemunculan dampak negatif pun tidak bisa dihindarkan. Dengan demikian, pesan yang disampaikan, harus tersusun secara jelas dan terurai baik menghindari kesalahan pemahaman. Para politisi dan partai politik, harus memiliki kematangan dalam berkomunikasi. Tingkat maturity, kedewasaan berpolitik, tentu tidak bisa diharapkan dengan cara instant, apalagi dihasilkan melalui rekrutmen karbitan menjelang tahun politik.

Komunikasi politik, yang bertujuan membangun kesepahaman dan menggerakkan publik, harus dibentuk dalam kerangka kesadaran total sebagai sebuah bagian dari bentuk kebangsaan dan kenegaraan. Tidak dapat ditempatkan dalam aspek politik praktis, guna mengejar kekuasaan. Problem ini yang harus dipecahkan, terutama dalam membangun komitmen yang luhur dari para politisi. Terlebih teknologi, dengan era digital memudahkan transmisi dan distribusi informasi secara massif, bahkan diboboti dengan muatan negatif serta palsu, alias hoaks.

Tentu upaya menangkal hoaks dapat dilakukan dengan kecerdasan dalam literasi kritis publik, sebuah hal yang terbentuk melalui sebuah proses, dan pencapaian hasilnya, akan sangat terganggu bila terus menerus terkontaminasi praktik kotor komunikasi negatif alias hoaks.

Sekalilagi, hoaks bisa dilakukan oleh siapa saja tidak terkecuali, potensi terbesar penggunaan hoaks sebagai senjata, dilakukan oleh mereka yang ada digelanggang pertarungan politik dengan resultan akhir adalah kursi kekuasaan. Maka ingatlah aspek irreversible komunikasi, karena yang sudah terpecah belah, akan sangat sulit untuk kembali utuh seperti sediakala.

Semoga masih ada hati nurani berbicara!.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun