Propaganda media, secara umum lebih mudah disusupkan pada orang-orang dominan melankolis dan sanguinis, daripada kepada orang-orang plegmatis, koleris. Tetapi ini tidak sepenuhnya benar, karena disamping tipe kepribadian itu, propaganda juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan maupun wawasan seseorang.
Dikarenakan propaganda media terpengaruh oleh faktor kepribadian dan kecerdasan, metode penyebaran propaganda media, berdasarkan "Psychological Operations Field Manual No.33-1" yang diterbitkan oleh Department of the Army Headquarters pada bulan Agustus 1979; dan "Psychological Operations (PSYOP) Media Subcourse PO-0816" yang diterbitkan oleh Army Institute, 1983, dikategorikan secara garis besar menjadi 2 macam yaitu: Komunikasi interpersonal (face to face), Audiovisual media.
Propaganda media hampir setiap jamnya memenuhi arus informasi utama kita, entah itu televisi, radio, maupun brosur, selabaran dan sejenisnya. Contoh yang paling jelas disamping survey-survey pemenang pemilu adalah adanya propaganda media tentang status keistimewaan Yogyakarta.Dan propaganda media yang masih hangat dibicarakan adalah tentang teror bom; benarkah teror bom diciptakan oleh mereka yang dicap teroris, atau jangan-jangan ini ada sebuah konspirasi intelijen untuk proyek negara?
Jadi, sebuah propaganda, bagaimanapun dibungkus dengan cantik, tetap akan menjadi racun dalam kehidupan manusia. Dan tentunya untuk meminimalkan efek dari propaganda media, kita perlu mengembangkan wawasan kita, jangan cuma baca berita dari satu media, tetapi ada baiknya juga mengikuti diskusi-diskusi di berbagai forum kegiatan???