Kebudayaan dan kesenian merupakan dua hal yang melekat pada diri setiap bangsa dan mencirikan keunikan dari bangsa tersebut. Kebudayaan dan kesenian pun tidak semua sama dalam hal local genius pada setiap daerah. kebudayaan di Pulau Jawa itu tidak sama dengan kebudayaan yang ada di Pulau Sumatra dan begitu pun dengan lainnya. Dalam konteks modernitas kebudayaan dan kesenian terkadang dipandang sebagai suatu hal yang kuno dan tradisional, namun di lain sisi seperti ekonomi, kebudayaan dan kesenian memiliki nilai bargaining yang lumayan tinggi dan menjadi salah satu destinasi dalam hal kepariwisataan.
Pada era globalisasi yang kian masif kebudayaan dan kesenian harus dijaga dengan sebaik-baiknya, dengan memperhatikan pakem dan unsur-unsur filosofis dan religi dalam kebudayaan dan kesenian tersebut. Isu-isu kebudayaan harus benar-benar difahami oleh pemerintah dalam pencanangan kebijakan serta penerbitan dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) dengan benar dan sesuai dengan fakta lapangannya. Selain itu, media ataupun metode dalam menjaga kebudayaan dan kesenian dapat melalui sanggar seni. Sanggar seni merupakan sarana ataupun wadah yang menaungi dalam penjagaan kebudayaan dan kesenian dalam konteks lokalitas. Â Di Indonesia, sanggar seni sudah tersebar pada setiap daerah, dalam daerah Situbondo sendiri sudah tersebar beberapa sanggar seni, salah satunya yaitu Sanggar Seni Kembang Molja.
Sanggar Seni Kembang Molja bertempat di desa Bugeman, Kecamatan Kendit. Lokasi ini sangat cocok dengan title desa Bugeman sebagai desa Budaya karena terkenal dengan ritual Ojhung-nya. Ojhung sendiri merupakan ritual untuk meminta hujan yang biasanya dilakukan pada setiap tahun dan bertepatan dengan agenda bersih desa. Kreasi tari yang dihasilkan oleh Sanggar Seni Kembang Molja sudah terkenal seantero nasional bahkan internasional. Sanggar Seni ini didirikan oleh ibu Wiwik Hendriyati yang bergerak secara mandiri. Â Sanggar seni ini sudah berdiri sejak 2015 dan salah satu karya paling monumental dari sanggar seni kembang molja yakni seni tari ojhung. Tari ojhung merupakan tarian yang terinspirasi dari ritus yang sudah diamalkan pada tiap tahunnya yakni ojhung.
Karya tari yang sudah dihasilkan oleh Sanggar seni ini sangat bervariasi dan banyak seperti seni tari Kembang Molja, seni tari paraben bugeman, seni tari blekok, dan lain sebagainya. Selain itu, tidak hanyak seni tari yang dibudayakan oleh Sanggar Seni Kembang Molja, namun, juga terdapat seni gamelan dan seni pertunjukan. Seni pertunjukan yang sudah digagas oleh ibu wiwik Hendriyati dan Sanggar seninya juga tidak kalah banyak dan tenar, seperti Seni Pertunjukan Ki Lempak, Seni Pertunjukan Olbhe', Seni pertunjukan Ojhung, dan Seni pertunjukan Putri Sri Gunting.
Sanggar seni Kembang Molja sendiri sudah mencetak banyak sekali prestasi di bidang kebudayaan dan kesenian yang cakupannya hingga nasional dan regional. Salah satunya yakni event festival yang cakupannya se-provinsi yakni Jatim Specta. Prestasi yang sudah terlabel pada Sanggar Seni yang digagas oleh ibu Wiwik Hendriyati ini dapat menjadi pembelajaran bagi setiap daerah di Indonesia agar selalu menjaga kebudayaan dan keseniannya dengan memperhatikan lokalitas dan setiap pakemnya, agar budaya yang dijaga tetap utuh dengan orisinalitasnya dan dari segi kesakralannya.
Mahasiswa KKN universitas Jember bersama Sanggar Tari Kembang Molja berkolaborasi dalam menyukseskan sebuah Grand Event yang diberi judul "Fest BUSERA : Bugeman Berbudaya dan Sejahtera". Grand event ini ditujukan untuk salah satunya menjadi sebuah media dalam mempromotorkan serta mempublikasikan kebudayaan lokal desa Bugeman. Hal ini ditujukan karena bersinggungan dengan rancangan konstruksi desa Bugeman sebagai desa wisata yang berbasis kebudayaan. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI