Mohon tunggu...
Yeni Sahnaz
Yeni Sahnaz Mohon Tunggu... Penulis - Junior

Seorang lansia yang senang bertualang di belantara kata-kata dan tidak suka pakai kacamata kuda dalam menyelami makna kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

I Believe I Can Fly - Perjalanan Bowo Merengkuh Asa

27 Februari 2010   02:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:43 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kamis 25 Februari 2010 Bowo di acara Impact Qtv. Jam enam pagi aku dan Bowo meluncur menembus arus kendaraan yang masih agak sepi menuju studio Qtv di Gedung Citra Graha Jalan Gatot Subroto-Jakarta. Sepanjang perjalanan Bowo terlelap di pangkuanku sementara aku sendiri asyik menikmati lagu kesukaan Bowo ’ I believe I can fly ‘yang dinyanyikan R. Kelly dengan ekspresif; Berlanjut suara bocahalmarhum Michael Jackson membuaiku dalam ‘ Ben, ‘lagu ini telahmewarnai perjalanan hidupku sejak aku masih bocah hingga anak-anakku berangkat remaja dan kebetulan anakkupun menyukainya. ‘The supermasive black hole ‘ dari The Muse menggoyangku di pagi yanghangat oleh cercah mentari dan tak terasa sudah hampir mencapai tempat tujuan, Bowo kubangunkan, Ia menggeliat dengan mata setengah terbuka lalu berusaha bangun. “ Uhhh…Ibu tahu enggak….tadi aku mimpi seruuu… sampai dua episode..!! “ Aku tertawa geli sambil membatin “Apa iya mimpi kok pake episode?….kayak sinetron aja…!! “

Kami memasuki Gedung Citra Graha tepat jam 08 wib sementara janji wawancara jam 10. Masih ada waktu untuk mencari sarapan, untunglah Pak Satpam menunjukkan kantin di belakang gedung yang sudah dipenuhi pelanggan. Semangkuk soto Betawi dan segelas teh hangat cukuplah mengganjal perut Bowo yang keroncongan dan aku memilih semangkuk bubur ayam yang murah meriah namun lezat untuk pengganjal perutku.

Usai sarapan, kami dengan semangat menuju studio QTV di lantai 11. Saat di liftkami melihat bercak sebuah tapak tangan berwarna merahyang menempel di dinding lift yg berlapis tripleks. Kukira orang iseng telah mengotorinya namun setelah sampai di lantai 11, tangan Bowo menggamitkudengansetengah menggusur“ Cepat…di lift itu ada sesosok mahluk…!! “Wuihhh pagi-pagi kok udah horror nih….sambil bergidik aku berjalan cepat menuju studio. Kami leyeh-leyeh di sofa empuk sambil menunggu Pak Jon Minofri, Host yang akan mewawancara Bowo. Tidak lama sebuah sapaan hangat menyambut kami. Ternyata Pak Jon baru saja menerobos rapatnya belantara lalulintas Jakarta dengan mengendarai sepeda ke kantornya. Satu sikap yang patut ditiru demi meraih kesehatan jasmani dan juga untuk menjaga kelestarian lingkungan. Luar biasa, sulit kubayangkan trik Pa Jon dalam mengendarai sepeda untuk sampai dengan selamat ke tempat tujuan.

Kami menuju studio dan saat akan melangkah ke forum, sejenak Bowo berpaling ke arahku sambil menatap lurus. “ Bismillah ya nak, ”hanya kata itu yang bisa kuucapkan untuk menguatkan dirinya. Ia menganggukdan berjalan dengan penuh percaya diri, dari jauh kutatap anakku dengan penuh takjub.

Awal perbincangan Host bertanya tentangpemilihan nama tokoh Willy Flarkies,

“ Kenapa Flarkies bukan Flarkie karena kalau tambah ‘s’ kan artinya jamak? “

Hampir saja aku menyahut ingin membantu Bowo menjawab pertanyaan yang kelihatan sepele tapi penuh makna. Untung saja aku ingat bahwa kami sedang On-air, “ Om Hostttt…kita kan lagi bicara tentang fantasiii….bukan gramatikaaa, kalau gitu gimana dengan yang namanya Lilis, Anas, Faris dll…ha..ha…ha…”ucapku di dalam hati. Aku tahu Bowo paling anti dengan hal-hal yang bersifat teoritis, karenanya aku takut Ia tidak bisa menjawab. Tiba-tiba diluar dugaan dengan tenang sambil tersenyum Bowo menjawab santai “ Ohhh…Flarkies itu kan paduan dari ‘ flare (gelora) ‘dan ‘ Cookies (kue kering) ‘…….!!! “ Ohh MyGod….ternyata anakku bisa berkelit dengan elegan…..sebuah diplomasi yang elok….jauh lebih keren daripada omongan politikus karbitan yang sering wara-wiri di layar TV.

Perbincangan bertambah seru namun buah hatiku tak gentar menghadapi cecaran pertanyaan dari Host yang memandu acara dengan ‘ sersan ‘ (serius tapi santai). Berbagai pertanyaan dijawabnya dengan lugu, hal ini justru menambah daya tariknya hingga terlihat natural karena Bowo sebelumnya tidak pernah tahu pertanyaan apa yang akan disampaikan.

Adadetik yang membuatku agak deg-degan saat Host bertanya tentang kelebihan teknologi yang ada di dunia Downside. Aku khawatir Bowo tak bisa menjawab, namun dengan penuh percaya diri Bowo menjelaskan bahwa Ia sangat prihatin dengan kondisi dunia Upsidesaat ini yang sudah rusak oleh teknologi yang tidak ramah lingkungan hingga terjadi perubahan iklim global. Karena itu Ia menciptakan teknologi di dunia Downside yang meskipun lebih canggih dan futuris namun tidak akan merusak lingkungan karena menggunakan daya magnet bumi.Saat Host bertanya kapan teknologi ini bisa direalisasikan? Bowopun dengan yakin menjawab tahun 2015 Ia akan mewujudkan sebuah mobil dengan daya magnit hingga tidak usah memakai bahan bakar dan ban. Hmmmmmm….sebuah asa yang indah dan mulia semoga Yang Maha Kuasa berkenan mewujudkannya.

Satu kejutan terjadi, saat jeda Pak Jon menanyakan daerah asal Bowo lalu bergulirlah obrolan diantara kami yang ujung-ujungnya ternyata di era 90 an (20 tahun lalu) Pa Jon pernah bekerja di Perusahaan yang sama denganku namun saat itu kami sama sekali tidak saling mengenal. Pantas tiap aku menonton acara Impact, dejavuku selalu kambuh karena merasa pernah mengenal Pa Jon sebelumnya.Wah dunia ternyata sempiiiiit, tak kuduga anakku telah menautkan benang merah dalam memori kehidupanku.

Sebuah kecupan mungil mendarat di pipiku lalu Bowo berbisik “ Thanks Allah….Thanks Mom…!!”Kami meninggalkan studio QTV dengan langkah ringan dan riang.

Terimakasih kepada :

* Allah yang telah mengenalkan kami pada Pak Jon Minofri dan seluruh kru QTV yang telah memberi Bowo kesempatanuntuk tampil di acara Impact & terimakasih kepada Pa Sopir yang telah mengantar kami dengan selamat sampai ke tujuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun