Mohon tunggu...
Yovani Anindya
Yovani Anindya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Business Model Canvas, Fashion Mini-Bar Tradisional "Tradibar"

1 Juni 2018   22:21 Diperbarui: 1 Juni 2018   22:52 2377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Industri pariwisata merupakan salah satu sektor usaha paling potensial pada saat ini. Pertumbuhan disposable income, meningkatnya jumlah masyarakat kalangan menengah (middle class) di negara berkembang, dan perubahan persepsi terhadap wisata mendorong industri wisata untuk terus berkembang (Wold Economic Forum / WOE, 2017).

Berdasarkan The Travel and Tourism Competitiveness Index Report2017, WOE memprediksikan bahwa pada tahun 2030 sebagian besar pertumbuhan pariwisata akan berasal dari Afrika, Asia, dan Timur Tengah, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja di wilayah tersebut.

Dengan perkiraan jumlah turis internasional yang mencapai angka 1,8 milyar pada tahun 2030, industri pariwisata berpotensi bagi para pelaku bisnis untuk menyediakan peluang kerja berkualitas tinggi (WOE, 2017). Di Indonesia sendiri, industri pariwisata menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap perekonomian negara, dengan prediksi menyumbang 5,6% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahun dalam periode 2017-2027 (World Travel & Tourism Council, 2017).

Pada tahun 2017, total wisatawan asing yang mengunjungi Indonesia mengalami peningkatan sebesar 21,88% yaitu mencapai lebih dari 14 juta orang (BPS Provinsi Bali, 2018). Seiringan dengan perkembangan tersebut, infrastruktur dan fasilitas pun dibangun. Salah satu sektor bisnis yang menggiurkan dalam industri pariwisata adalah perhotelan.

Bali sebagai salah satu penyumbang wisatawan asing terbanyak yaitu sebesar 15,62% dari total wisatawan turis asing Indonesia, memiliki 230 hotel bintang 3 ke atas (BPS Provinsi Bali, 2018). Volume wisatawan asing dan hotel yang tinggi di Bali tersebut membuka peluang munculnya produk Traditional Fashion 'Mini-Bar'.

Tren fashion mini-bar dimulai di berbagai hotel di Belgium, dimana mini-bar hotel yang biasanya diisi dengan makanan, diisi dengan berbagai fashion staple pieces sehingga memberi pilihan bagi pengunjung hotel untuk menggunakan outfit yang dibutuhkan tanpa harus mencari toko ke luar hotel. Dengan memberi keunikan tradisional pada item yang disediakan, pengunjung dapat merasa lebih menyatu dengan budaya lokal.

Cara kerja bisnis Tradibar adalah dengan mencari perajin lokal yang belum mendapat paparan dalam pasar mode tradisional, untuk kemudian menjual produk perajin lokal tersebut ke berbagai hotel bintang di Bali.

Tradibar terlebih dahulu melakukan approach terhadap perajin lokal mengenai kapasitas dan kualitas produksi, kemudian melakukan approach terhadap hotel berbintang khususnya yang belum memiliki value tradisional dalam penyampaian customer value ke pengunjungnya, sehingga Tradibar dapat memberikan added value bagi pelayanan hotel. Setelah mengunci perajin lokal dan mendapat persetujuan kerja sama dengan hotel, kemudian

Tradibar melakukan packaging terhadap produk perajin lokal dan membentuk sebuah paket produk Traditional Fashion 'Mini-Bar' yang meliputi lemari kecil dan gantungan baju yang tersedia di dalam lemari mini-bar, untuk diserahkan ke pihak hotel sebagai produk. Dalam proses ini, perajin lokal berperan sebagai supplier, namun Tradibar hanya akan membeli produk perajin lokal setelah mendapat persetujuan kerja sama dengan hotel.

Permasalahan yang mungkin akan muncul dalam pengembangan bisnis Traditional Fashion 'Mini-Bar' adalah adanya kekuatan lain yang memungkinkan perajin lokal untuk lebih memilih saluran penjualan selain yang diberikan oleh Tradibar. Selain itu, penambahan fasilitas dalam kamar tidur yang disewakan hotel dapat menjadi pertimbangan efisiensi bagi pihak hotel.

Customer Segment

Konsumen dari produk Tradibar yaitu Traditional Fashion 'Mini-Bar', adalah hotel di Bali berbintang 3,4, atau 5 yang memiliki value tradisional maupun yang tidak memiliki value tradisionial. Pemilihan segmentasi pasar berdasarkan ukuran dan lokasi perusahaan dalam teori B2B disebut firmografi (Bjornaas, 2015), yang sejenis dengan demografi pada B2C.

Pemilihan lokasi yaitu Provinsi Bali adalah berdasarkan data pariwisata yang tersedia pada Bab 1. Pemilihan kategori hotel berbintang 3, 4, atau 5 adalah sesuai dengan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor Pm.53/Hm.001/Mpek/2013 tentang Standar Usaha Hotel, yang menyebutkan bahwa salah satu standar hotel berbintang 3 adalah adanya layanan mini-bar di kamar tidur yang disewakan. 

Pemilihan segmentasi berdasarkan value adalah terkait dengan added-value yang telah dijelaskan pada Bab 1, dan untuk hotel yang sudah menerapkan value tradisional terkait dengan kohesivitas suasana hotel.

Value Propositions

Value propositions yang dihantarkan dengan produk Traditional Fashion 'Mini-Bar' adalah local, near, dan easy. Nilai local mencerminkan status pemakai yang dekat dengan budaya lokal dan berupaya untuk menghargai budaya lokal. Nilai near mengacu pada reduksi biaya, dimana ketersediaan pakaian dengan sentuhan tradisional yang dibuat langsung oleh perajin lokal di kamar hotel membantu pembeli untuk mengurangi biaya transportasi dalam hal shopping, dan biaya pengantaran jika memesan produk secara online. 

Nilai easy menggambarkan aksesibilitas produk yang mudah untuk didapatkan, dimana sebelumnya pakaian dengan sentuhan tradisional yang langsung dibuat oleh perajin lokal dan terjamin orisinalitasnya, sulit untuk ditemukan. 

Selain itu, nilai easy juga mencerminkan kemudahan membeli produk dimana pembayaran dapat dilakukan dengan media pembayaran internasional yang terintegrasi dengan hotel sehingga pengunjung tidak perlu mengeluarkan rupiah secara fisik.

Channels

Terdapat 4 fase channel dalam upaya menghantarkan nilai local, near, dan easy ke hotel berbintang di Bali. Keempat fase tersebut meliputi:

  • Awareness: Penciptaan kesadaran terhadap produk dilakukan melalui akun media sosial resmi Tradibar yang menggambarkan ketiga value propositions. Awareness juga ditingkatkan melalui pertemuan asosiasi dagang sehingga Tradibar dapat melakukan direct selling ke potential customers. Tradibar juga melakukan peningkatan awareness melalui official website dimana tersedia berbagai informasi mengenai tren fashion mini-bar dan ketertarikan wisatawan asing dengan budaya Indonesia.
  • Evaluation: Untuk membantu pihak hotel dalam memutuskan untuk membeli produk, Tradibar menyertakan kolom FAQ, kolom profil perajin lokal yang menjadi mitra Tradibar, dan customer service yang tersedia 24 jam, pada official website Tradibar.
  • Purchase: Pembelian dapat dilakukan saat pertemuan langsung dengan pihak Tradibar, yang dapat dijadwalkan melalui e-mail maupun saluran komunikasi lainnya seperti media sosial atau telepon.
  • Delivery: Pengantaran produk dari perajin lokal ke Tradibar maupun dari Tradibar ke hotel dilakukan dengan JNE Corporate Self-Service System.
  • After-Sales: Setelah pihak hotel melakukan pembelian, secara otomatis akan dikirim e-mail yang berisi ucapan terima kasih serta profil perajin lokal yang memproduksi produk. Selain melalui e-mail, pelayanan after-sales akan dilakukan melalui testimonial meeting di mana pihak Tradibar dan pihak hotel bertemu untuk mendiskusikan hambatan yang dialami selama menyediakan produk ke pengunjung hotel. Pada pertemuan tersebut, akan diberikan suggestion form untuk menghimpun saran atas perbaikan proses bisnis Tradibar oleh customer.

Customer Relationship

Dalam upaya membangun kepercayaan dan menjalin hubungan yang erat serta berkelanjutan, Tradibar menyediakan laporan atas pertumbuhan bisnis perajin lokal setelah pembelian dari pihak hotel. Hal tersebut dapat meningkatkan repurchase intention dari pihak hotel, dan meningkatkan kepercayaan sehingga menjadi advocate terhadap produk Tradibar. 

CRM juga dilakukan dengan pemberian potongan harga ketika customer melakukan repurchase terhadap produk. Untuk pelanggan setia yaitu hotel yang telah menggunakan produk Tradibar minimal 6 bulan, akan dikirimkan parsel saat hari-hari besar seperti anniversary perusahaan, tahun baru, hari lebaran, hari natal, dan hari besar lainnya.

Revenue Streams

Selain dari sumber pendapatan utama yaitu penjualan produk ke customer, pendapatan Tradibar juga mengalir dari Google AdSense yaitu pendapatan dari penjualan spot iklan di situs resmi Tradibar ketika website telah mencapai traffic yang menjadi standar Google AdSense. 

Pendapatan dari penjualan produk terdiri dari penjualan utama yaitu penjualan atas batch pertama yang meliputi lemari kecil dan gantungan baju, serta penjualan atas restock product ketika produk dari batch pertama telah terjual habis. Dalam melakukan repurchase produk, pihak hotel tidak diharuskan membeli lemari dan gantungan baju kembali. Metode pembayaran yang dilakukan dapat secara bank transfer maupun dengan Purchase Card (P-Card).

Key Activities

Aktivitas kunci Tradibar yang dilakukan dalam rangka memperoleh pendapatan dari revenue streams meliputi:

  • Melakukan survei untuk mendapatkan mitra perajin lokal yang dapat memproduksi sesuai kapasitas dan kualitas yang diminta, dan bersedia untuk memasok produknya kepada Tradibar.
  • Memanfaatkan networking untuk mendapatkan konsumen hotel dengan mendatangi berbagai perkumpulan asosiasi.
  • Membuat situs resmi berisi profil perusahaan Tradibar, deskripsi produk Traditional Fashion 'Mini-Bar', artikel terkait tren fashion mini-bar dan minat wisatawan asing terhadap budaya Indonesia, serta berbagai fitur seperti kolom contact us, FAQ, dan kolom profil perajin lokal serta hotel yang telah menjadi konsumen produk. Terdapat operator customer service yang dapat menanggapi keluhan, pertanyaan, maupun saran dari potential customers, customers, potential partners, maupun publik melalui website.
  • Membuat akun resmi di berbagai platform media sosial meliputi Gmail, Twitter, Instagram, dan YouTube. Terdapat PIC yang bertanggungjawab atas tiap akun Tradibat di platform media sosial, yang bersedia untuk merespon seluruh pertanyaan dan masukan yang datang dari potential customers, customers, potential partners, maupun publik.
  • Metode produksi Tradibar adalah made by order, sehingga proses produksi oleh perajin lokal dimulai ketika pembeli telah membayarkan sebanyak 50% dari total pembayaran atas pesanan produk. Pembeli yang telah menunjukkan minat untuk membeli produk, akan dipertemukan dengan perajin lokal untuk mendiskusikan SPEC dari produk pakaian yang diinginkan. Setelah mencapai kesepakatan, pembeli melakukan down payment ke Tradibar.
  • Setelah mendapat down payment dari pembeli, Tradibar menghubungi perajin lokal untuk memulai produksi. Pada saat yang sama, Tradibar menghubungi vendor lemari dan vendor gantungan baju untuk memesan item yang dibutuhkan tersebut sebagai bagian dari paket produk. Tradibar juga membeli bahan yang dibutuhkan dalam packaging seperti alat perkakas dan plastik pembungkus baju serta karung.
  • Setelah produk dari perajin lokal selesai diproduksi, Tradibar menjemput produk tersebut dengan jasa logistik JNE Corporate Self-Service System.
  • Tradibar kemudian melakukan quality control terhadap pakaian, dan kemudian melakukan packaging atas produk pakaian yang lolos screening dengan memasukkan produk pakaian satu per satu ke dalam packaging plastik bening, yang kemudian dimasukkan ke dalam karung.
  • Setelah lemari dan gantungan baju diantar oleh vendor ke pihak Tradibar, kemudian dilakukan quality control atas masing-masing item.
  • Melakukan retur pembelian terhadap vendor lemari dan vendor gantungan baju jika terdapat produk yang tidak lolos quality control Tradibar.
  • Mengirim e-mailreminder terhadap pihak hotel untuk melakukan pelunasan pembayaran minimal 3 hari sebelum hari pengiriman, dan maksimal 1 hari sebelum hari pengiriman.
  • Tradibar melakukan pemesanan jasa logistik ke JNE Corporate Self-Service System untuk mengantar seluruh komponen produk yang meliputi lemari yang belum terrakit beserta komponen-komponennya, gantungan baju sesuai jumlah pesanan, dan pakaian produksi perajin lokal ke hotel sebagai pihak pembeli.
  • Setelah produk sampai ke pihak hotel dan dilakukan quality control oleh pihak hotel, JNE membawa kembali barang yang diretur jika ada, ke pihak Tradibar untuk dikembalikan ke perajin lokal.
  • Mengirim bagi hasil penjualan ke perajin lokal.
  • Pihak Tradibar mengirim e-mail yang berisi ucapan terima kasih serta profil perajin lokal yang memproduksi produk. Pada e-mail ini juga disertakan discount code yang dapat digunakan untuk pembelian berikutnya.
  • Diadakan testimonial meeting yang dapat dilakukan secara virtual melalui Skype atau media teleconference lainnya. Dalam pertemuan tersebut, pihak hotel sebagai pembeli memberikan kesan dan pesan dan menyampaikan saran ke pihak Tradibar. Pihak hotel juga dapat mendiskusikan hambatan yang dialami selama menyediakan produk ke pengunjung hotel. Pada pertemuan tersebut, akan diberikan suggestion form untuk menghimpun saran atas perbaikan proses bisnis Tradibar oleh customer.
  • Pihak Tradibar menyusun laporan atas pertumbuhan bisnis perajin lokal setelah pembelian dari pihak hotel, dan kemudian mengirim melalui e-mail ke pihak hotel dan mempublikasikan ke official website Tradibar.
  • Memesan parsel untuk pelanggan setia yaitu hotel yang telah menggunakan produk Tradibar minimal 6 bulan pada hari besar perusahaan dan hari besar nasional tertentu.

Key Resources

Untuk dapat mendukung kelancaran pelaksanaan key acitivites, Tradibar memerlukan berbagai resources tangible sebagai berikut:

  • Ruang Pertemuan
  • Telepon Genggam
  • Telepon Kantor
  • Laptop / PC
  • Lemari
  • Gantungan Baju
  • Plastik Pembungkus Baju
  • Karung
  • Lembar Suggestion Form
  • Transportasi Logistik
  • Parsel

Intangible resources yang dibutuhkan oleh Tradibar meliputi:

  • Network
  • Hak Paten
  • Software Database
  • Software Google AdSense
  • Content
  • Intellectual Asset berupa Desain
  • Intellectual Asset yang Dimiliki Pegawai
  • Database Perajin Lokal
  • Database Hotel
  • sebagai Konsumen

Key Partners

Dalam melaksanakan seluruh key activities untuk melakukan penghantaran nilai ke konsumen, terdapat resources yang dibutuhkan, yang belum dapat disediakan oleh pihak Tradibar. Berbagai resources tersebut kemudian diperoleh melalui kerja sama dengan berbagai mitra terkait, di antaranya:

  • Dojo Bali sebagai Penyedia Co-Working Space (optional)
  • Vendor Lemari
  • Vendor Gantungan Baju
  • Toko Penjual Karung
  • Toko Penjual Plastik
  • JNE sebagai Penyedia Jasa Logistik
  • Snapy sebagai Penyedia Jasa Percetakan
  • Prestisa sebagai Penyedia Parsel
  • Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
  • Pegawai Tradibar
  • Website Engineer
  • Content Creator
  • Perajin Lokal

Cost Structure

 Serangkaian key activities dalam proses bisnis Tradibar tentunya membutuhkan pembiayaan yang terstruktur. Struktur biaya Tradibar adalah sebagai berikut:

  • Biaya Survei
    • Biaya Akomodasi
    • Biaya Transportasi
  • Biaya Pemasaran
    • Fee untuk Website Engineer
    • Fee untuk Content Creator
    • Biaya Percetakan
    • Biaya Pembelian Parsel
  • Biaya Operasi
    • Biaya Sewa Co-Working Space
    • Biaya Pembelian Software untuk Database
    • Gaji Pegawai
  • Biaya Produksi
    • Biaya Jasa Vendor Lemari
    • Biaya Jasa Vendor Gantungan Baju
    • Biaya Pembelian Karung
    • Biaya Pembelian Plastik
  • Biaya Pengiriman
    • Biaya Jasa Antar JNE (Pengiriman dari perajin lokal ke Tradibar dan dari Tradibar ke konsumen Hotel)
  • Biaya Perawatan
    • Maintanance Fee untuk Situs Resmi
    • Maintanance Fee untuk Perangkat Lunak Database

bmc-2-png-5b116848bde57519d7627a73.png
bmc-2-png-5b116848bde57519d7627a73.png
bmc-5-png-5b1169cff133440c9d0753a2.png
bmc-5-png-5b1169cff133440c9d0753a2.png
bmc-4-png-5b1168e1dd0fa86a254b2592.png
bmc-4-png-5b1168e1dd0fa86a254b2592.png
Kesimpulan

Proposal pengembangan bisnis Tradibar untuk produk 'Traditional FashionMini-Bar' merupakan ide bisnis yang muncul dari observasi terhadap potensi industri pariwisata Indonesia yang terus meningkat. Keberadaan bisnis Tradibar tersebut dalam jangka panjang dapat mendukung upaya Pemerintah dalam mempertahankan dan meningkatkan disposable income dari industri pariwisata. 

Untuk pengusaha hotel, Tradibar dapat membantu meningkatkan value yang ditawarkan ke customer dengan menambah atau memperbanyak unsur tradisional pada kamar yang disewakan. Bisnis Tradibar bersifat universal, dimana unsur tradisional pada produk dapat merupakan bagian dari tradisi atau adat suku maupun kelompok etnis manapun, sehingga penciptaan produk dapat disesuaikan dengan lokasi di mana bisnis beroperasi. 

Keterlibatan perajin lokal dalam proses bisnis Tradibar pun meningkatkan derajat perajin lokal yang dapat secara tidak langsung bermitra dengan pengusaha hotel bintang, dan meningkatkan produktivitas komunitas lokal.

Dengan disusunnya Business Model Canvas (BMC) ini, diharap dapat menjadi acuan untuk pelaku bisnis sejenis dalam melakukan proses bisnisnya. BMC ini disusun secara sistematis dimulai dengan penentuan segmentasi konsumen sebagai sasaran utama diciptakannya produk, kemudian penyusunan value propositions yang akan dihantarkan pada konsumen melalui produk, yang dapat meningkatkan kualitas hidup konsumen. 

Kemudian disusun saluran-saluran yang digunakan dalam menciptakan kesadaran (awareness), mempermudah evaluasi (evaluation), melakukan pembelian (purchase), dan mengelola purna jual (after-sales), yang bertujuan untuk menyampaikan value propositions yang telah disusun ke customer segment yang telah dipilih sebagai target pasar. 

Strategi customer relationship kemudian ditetapkan untuk menjaga keberlanjutan hubungan dengan konsumen, dan revenue streams ditetapkan sebagai sumber pendapatan bisnis. Key activities yang perlu dilakukan untuk menghantarkan value propositions pada customer segment kemudian dijabarkan secara sistematis untuk kemudian dianalisis key resources yang dibutuhkan dalam seluruh proses bisnis. 

Key partners kemudian ditentukan untuk memenuhi kebutuhan atas key resources yang tidak dapat diperoleh sendiri. Cost structure kemudian disusun agar pelaku bisnis dapat mengetahui overview biaya yang diperlukan dalam menjalani setiap key activity yang telah dijabarkan, dalam rangka menghantarkan value propositions ke customer segment melalui penciptaan produk.

Referensi

World Economic Forum. 2017. The Travel and Tourism Competitiveness Index Report 2017. Geneva: The World Economic Forum.

World Travel and Tourism Council. 2017. Travel & Tourism: Economic Impact 2017 Indonesia. London: WTTC. Diakses dari pada Mei 2018

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2018. Jumlah Wisatawan Asing ke Indonesia dan Bali, 1969-2017. Diakses dari pada Mei 2018

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2018. Jumlah Hotel Bintang di Bali Menurut Kabupaten/Kota dan Kelas, 2000-2015. Diakses dari pada Mei 2018

Bjornaas, Kristi. 2015. The 3 Most Popular Methods of Segmentation for B2B (Plus Two Bonus Methods). Diakses dari pada Mei 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun