Hutan rimba menjadi tempat berlindung para satwa. Sungguh pengalaman yang berharga karena aku pernah menginjakkan kaki ini ke sana. Pohon tinggi nan hijau dimana sinar matahari dapat masuk dicelahnya membuat mata ini tidak pernah bosan untuk terus memandanginya. Dedaunan mengikuti kemana pergi angin dan satwa bermain dengan sangat bahagia. Mereka bersuara dengan merdu dan lantang namun aku tidak pernah bisa mengerti arti dari suara indah itu. Mungkinkah itu semua adalah suara pilu yang tidak dapat diartikan? Bagaimana bisa suara indah yang menyimpan berbagai luka hanya terdengar di rimba luas tapi tidak di dunia? Kita tidak bisa hanya berdiam diri dan menikmati seluruh nyanyian tanpa sadar bahwa mereka sedang mencoba menyuarakan luka mereka. Mereka mungkin terlihat senang berada di sana, tapi apakah begitu sebenarnya?
Aku senang melihat bagaimana Orangutan dengan tenang berjalan dari pohon ke pohon, memakan dedaunan dan buah. Tetapi yang baru aku sadari, mereka semua memiliki kisah pilu yang mungkin bisa diceritakan tetapi kita tidak bisa menyembuhkan trauma itu. Seperti halnya manusia, siapa yang tidak ingin sembuh dari luka? Aku yakin Orangutan juga merasakan hal yang sama. Melihat mereka bermain di "rumah" mereka membuat hatiku turut bahagia. Ingin sekali rasanya terus menjaga "rumah" mereka sebagaimana aku yang ingin selalu merasa aman dimanapun aku berada. Â Orangutan mungkin tidak bisa menceritakan sedih hidupnya tetapi tidak bisakah kita peka akan hal yang terjadi? Hati rasa tenang bisa melihat mereka tetap bertahan di alam yang sudah mulai rusak ini. Banyak sekali manusia yang "katanya" ingin menyuarakan kehidupan rimba, namun sampai hari ini sebagian besar mereka yang malah memberi luka. Tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa aku akan melihat secara langsung bagaimana kehidupan rimba dan melihat fakta yang ternyata bukan sekedar berita atau cerita, itu nyata. Â Aku sangat menikmati waktu ku saat berada di sana. Rasanya itu juga menjadi rumah untukku. Banyak sekali pengalaman dan cerita yang terukir di sana. Ingin sekali rasanya memutar waktu untuk kembali walaupun hanya untuk melihat Orangutan. Kira-kira apa kabar mereka? Aku berharap mereka dapat hidup sebagaimana mestinya.Â
Aku mungkin tidak akan pernah mengerti arti dari suara-suara yang Orangutan suarakan, tetapi yang ku tahu mereka akan menyuarakan sesuatu ketika merasa terancam atau terganggu. Mereka sama seperti kita, ada kala nya mereka merasa terlalu risih karena terlalu dekat dengan manusia. Sedih rasanya jika aku membuat mereka merasa terganggu, namun aku sadar itu adalah hal baik dimana artinya mereka tidak akan dengan mudah untuk jinak dengan manusia. Lebih mencemaskan jika mereka sudah terbiasa dengan kehadiran manusia di sekelilingnya karena manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab akan menggunakan kesempatan itu untuk hal-hal yang tidak pernah terpikir olehku.Â
Suatu hari ketika aku mengikuti Orangutan, tim pertama mengatakan bahwa "Orangutan ini terus bergerak dan berlari dengan cepat". Ketika aku tiba, aku dapat melihat Orangutan itu makan di pohon. Ia makan cukup lama dan hal yang paling berkesan untukku saat itu adalah melihat Orangutan yang tertidur di dahan pohon setelah makan. Ketika Orangutan itu terbangun, ia bergerak dari satu pohon ke pohon lainnya sambil melihat ke arah ku. Mungkin ia bingung. Aku tersenyum sambil melihat dengan tenang ke arah Orangutan yang berada di atas pohon tinggi itu. Pengalaman indah untukku dapat melihat Orangutan yang juga melihat ke arah ku. Setelah ia makan dan duduk cukup lama, ia melanjutkan jalannya. Berjalan dan bergelantungan di pepohonan.Â
Ketika hari sudah mulai sore, sepertinya Orangutan merasa semakin tidak nyaman karena kami mengikuti mereka cukup lama. Mereka mulai berjalan dengan semakin cepat bahkan mereka mulai mengeluarkan suara-suara seperti isyarat bahwa "Tolong menjauh aku merasa tidak nyaman" dan ketika mendengar mereka mengeluarkan suara itu berkali-kali, tim lapangan mengatakan "Lebih baik kita kembali karena sepertinya mereka sudah merasa tidak nyaman". Sangat sedih mendengarnya karena aku merasa "Apakah kehadiran kami sangat mengganggu mereka?" tetapi aku tidak ingin bersikap egois dan kami memutuskan untuk kembali.
 Hari yang cukup panjang dan juga menyenangkan karena dapat melihat semua hal itu mulai dari Orangutan berpindah dari pohon ke pohon, Orangutan memakan buah dan dedaunan, hingga Orangutan yang tertidur karena mungkin merasa lelah. Tetapi ada perasaan sedih dan bersalah karena harus kembali dan tidak melanjutkan kegiatan mengikuti Orangutan karena mereka sudah mulai tidak nyaman. Banyak pertanyaan yang ada dipikiran ku setelah kegiatan itu. Bagaimana kisah sebenarnya dibalik kehidupan Orangutan? Hal apa yang dapat membuat Orangutan merasa tidak nyaman dengan kehadiran manusia? Apakah ada hal mengerikan yang terjadi sebelumnya?
Pengalaman ku dengan Orangutan mungkin hanya seperti sebutir tanah namun rasa hatiku untuk menyuarakan Orangutan sebesar alam semesta. Aku ingin anak cucu ku bisa memiliki pengalaman yang sama sepertiku. Sepertinya ini sudah saatnya untuk kita membuka mata, pikiran dan telinga untuk mendengarkan suara para satwa sebagaimana kita ingin suara kita didengarkan oleh dunia. Jangan biarkan suara indah mereka hanya dapat terdengar di hutan rimba tetapi tidak terdengar di dunia. Setiap langkah kecilku, aku ingin merasa aman, tidak hanya perasaan aman bagi ku tetapi untuk mereka yang tidak dapat selalu ku jangkau dengan kedua tangan kecil ini.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI