Mohon tunggu...
Lyfe Pilihan

Suryadi, Berbagi Ilmu Tak Mengenal Tempat

6 Mei 2016   22:22 Diperbarui: 6 Mei 2016   22:27 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suryadi, Alumni Ilmu Komunikasi FISIP USU

Ilmu akan semakin melekat jika kita bagikan lagi dengan orang lain. Itulah yang selalu Suryadi tanamkan dalam kesehariannya. Alumni S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FISIP) USU ini aktif dan sangat peduli dengan dunia sosial khususnya Pendidikan dan anak - anak. Ia banyak bergabung dengan organisasi dan komunitas di Medan seperti, TRIPLE-P (Pemuda Peduli Panti), Yayasan Onkologi Anak Medan, Komunitas Aphresis Medan, dan banyak lagi. Disetiap kegiatan yang ia ikuti, ia tak sungkan untuk berbagi ilmu yang ia miliki.

Seperti dalam kegiatan mengajar adik-adik di panti asuhan melalui komunitas TRIPLE-P (Pemuda Peduli Panti) yang dilakukannya setiap akhir pecan. Suryadi yang fasih berbahasa Inggris, mengajarkan bahasa Inggris kepada adik-adik panti. Kebanyakan adik-adik meminta ia mengajarkan tugas dari sekolah. Ia juga mengajarkan percakapan sehari-hari kepada adik-adik panti.

fb-img-1461630528378-572cb543ee96730105d1cdc4.jpg
fb-img-1461630528378-572cb543ee96730105d1cdc4.jpg
Suryadi bersama Volunteer TRIPLE-P lainnya

 “Berbagi tidak harus dengan materi, dengan ilmu yang kita miliki pun dapat berbagi.’’ tutur pemuda asal kota Tarutung, Tapanuli Utara ini. Selain itu ia juga aktif menjadi Volunteer di program KAMMI mengajar bersama beberapa temannya di kampus. Dengan mengumpulkan anak-anak yang putus sekolah dan kurang mampu di sekitaran salah satu komplek perumahan daerah Sidodadi di Mesjid, dua kali seminggu di sore hari. Suryadi yang mencintai anak-anak mengajarkan pelajaran akademis, mengaji hingga bermain bersama anak-anak didiknya. Begitu akrabnya ia dengan anak-anak, hingga jika dari kejauhan sudah tampak sosok suryadi berjalan menuju Mesjid tempat ia akan mengajar, para anak didiknya sudah berlarian menyambutnya.

 Tidak hanya berbagi ilmu di kota Medan saja, ternyata ia juga punya pengalaman mengajar di Luar Negeri. Suryadi, seorang pemuda asal kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara berhasil menjadi Delegasi atau perwakilan Provinsi Sumatera Utara untuk program pertukaran pemuda antar Negara dengan Negara tujuan yaitu tanah kangguru, Australia. Pengalaman berharga itu Suryadi dapatkan melalui program Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) 2015. Sebuah program Kepemudaaan yang difasilitasi oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga RI .

Suryadi, anak dari Ayahanda Sarmin dan Ibunda Titir boru Panjaitan ini selama hampir lima bulan (sejak oktober 2015- februari 2016) menjalani Program Pertukaran Pemuda Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP). Hal ini merupakan mimpi yang menjadi nyata bagi Suryadi. Lebih membanggakan lagi, lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara ini bukan hanya sekedar menjadi delegasi perwakilan dari Provinsi Sumatera Utara. Ia menjadi Ketua Kontingen Delegasi Indonesia Program Pertukaran Pemuda Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP). Setelah tiga kali mencoba untuk menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam Program Pertukaran Pemuda Antar Negara dari tahun 2013, hingga akhirnya ia berhasil menjadi delegasi pada tahun 2015.

PPAN ini merupakan sebuah program kepemudaan yang diinisiasi ole KEMENPORA RI yang bertujuan untuk menguatkan hubungan antar negara melalui people to people contact.

Maka para delegasi dari masing-masing negara dibekali pegetahuan budaya yang kuat. Karena sangat penting bagi peserta untuk menjadi ‘wajah’ bangsa dan memperkenalkan budaya yang baik untuk di Australia maupun di Indonesia. Dalam programnya, selama dua bulan di Australia para delegasi Indonesia ‘menularkan virus’ pengetahuan budaya Indonesia di sekolah-sekolah melalui School visityang dilakukan setiap hari Senin, dimanfaatkan Suryadi dan ketujuh belas delegasi Indonesia lainnya untuk menampilkan performance medley lagu-lagu daerah Indonesia. Mereka juga diwajibkan memakai baju tradisional saat penampilan. Setelah itu, mereka akan masuk ke kelas-kelas untuk mengajarkan budaya indonesia seperti tarian, alat musik dan menjelaskan berbagai hal tentang Indonesia seperti makanan, pariwisata, hingga hal-hal unik di Nusantara.

Ada pengalaman menarik bagi Suryadi yang berasal dari Tarutung sebuah kota kecil yang dikenal dengan kota wisata rohani di Tapanuli Utara ini. Saat penampilan cultural performance disalah satu sekolah. Saat itu Ia dan teman-temannya menampilkan tarian Rapai Geleng dari Provinsi Aceh. Setelah tampil, salah satu murid dari Ulludalla Public School, NSW Australia tanpa ragu menghampirinya dan memuji, “Aku suka penampilanmu. Aku suka ketika kamu melakukan tarian dengan drum (rapai) itu” ujar sang murid. Antusiasme yang besar dari para murid menjadi pendorong semangat untuk memperkenalkan lebih banyak budaya Indonesia di Negeri Kangguru.

12279204-1166146426746603-5896871544457342685-n-572cb3016c7e6185150f3e7e.jpg
12279204-1166146426746603-5896871544457342685-n-572cb3016c7e6185150f3e7e.jpg
Suryadi bersama anak murid Sekolah Dasar di Ulladala New South Wales

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun