Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Sandi Memakai Strategi Syahrini

16 September 2018   13:41 Diperbarui: 16 September 2018   16:52 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak tau siapakah konsultan yang berada di belakang Sandiaga Uno. Akan tetapi saya harus angkat topi untuk strategi mereka dalam mengangkat popularitas Sandiaga Uno. Kenapa demikian? Karena tidak mudah untuk mengangkat popularitas calon wakil presiden ini. Sama sekali tidak mudah.

Pertama, Sandiaga Uno adalah anak kemarin sore di dunia politik. Popularitasnya sangat rendah. Dia cuma dikenal dan populer sebagai pengusaha muda yang sukses. Jadi latar belakangnya bisnis. Bukan politik.

Kedua, track recordnya sebagai wakil gubernur sama sekali tidak harum baunya. Dia resign dari jabatan wakil gubernur tanpa meninggalkan legacy yang significant. Program OKE-OCE yang digadang-gadang selama ini belum ada success story-nya. Bahkan banyak yang protes karena merasa janjinya tidak sesuai dengan kenyataannya.

Bagaimana mengangkat popularitas seseorang tanpa ada sesuatu pun yang bisa diangkat? Kelihatannya, konsultan Sandi memilih untuk memakai strategi yang biasa dilakukan oleh Syahrini. Kita tau Syahrini sering membuat vlog yang tujuannya memang untuk memancing Netizen membullynya. Dan strategi tersebut sukses besar. Meme-meme yang menghina Syahrini justru sangat mendongkrak popularitasnya.

Di jaman digital seperti sekarang ini, exposure adalah hal yang sangat penting. Persoalannya adalah bagaimana menarik perhatian netizen? Setelah berpikir keras, konsultan Sandi menyimpulkan bahwa menjadi tokoh yang dibully jauh lebih mudah mendapatkan viral dibandingkan menjadi tokoh protagonis. Orang lebih suka nge-share berita buruk daripada berita baik.

Sepetinya strategi Syahrini ini adalah move yang tepat untuk dilakukan. Karena sejak jadi wakil gubernur, Sandi memang sudah sering dibully oleh lawan politiknya. Di Twitter kita sering menemukan dia dibully dari pose jurus bangaunya sampai joget dengan emak-emak yang dianggap kurang macho. Celah inilah yang sangat dimanfaatkan oleh mereka.

Maka dibuatlah skenario sebagai berikut, Gerindra mendirikan "Partai Emak-emak'. Tugasnya tentu saja membuat issue bahwa harga-harga kebutuhan rumah tangga sudah terlalu mahal. Kemudian Sandi akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial baik yang berhubungan dengan hal tersebut atau soal lain.

Statement pertama adalah ketika Sandi mengatakan bahwa perekonoman Indonesia sudah memprihatinkan. Ada seorang ibu yang curhat padanya bahwa uang sejumlah Rp 100 ribu hanya bisa mendapatkan cabe dan bawang.

Statement kedua, rupiah jatuh terhadap dollar sehingga pengusaha tempe mengalami rugi besar. Para pengusaha tempe tersebut tidak bisa menaikkan harga karena takut pelanggan pergi. Jadi yang mereka lakukan adalah memotong tempe setipis kartu ATM.

Statement ketiga, Sandi mengatakan bahwa sebaiknya kepala daerah fokus untuk mengurus daerahnya saja. Tidak perlu ikut-ikutan kampanye.

Dan ternyata strategi ini berhasil. Semua issue yang dilemparkan Sandi menggelinding seperti bola salju yang makin lama semakin besar. Video emak-emak belanja dengan uang Rp 100 ribu bertebaran di mana-mana. Meme-meme tempe tipis sedang dimasukkan ke mesin ATM juga menjadi viral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun