Gerundelan Bang Yoss
Â
Betawi dan Jakarta, Bagaikan Nasi Uduk dengan Asinan
Oleh: Yoss Prabu
Betawi dan Jakarta. Itu sama. Tapi tak serupa.
Banyak orang mengira Betawi adalah Jakarta. Padahal, meski saling bersinggungan, keduanya tidak sama. Ibarat tubuh dan jiwa, mereka saling melengkapi, tapi tak bisa disamakan.
Kota Jakarta adalah ibu kota negara (meskipun sedang dalam proses pindah ke Ibu Kota Nusantara). Ia adalah wilayah administratif, penuh gedung pencakar langit, jalan tol, dan kemacetan yang legendaris. Luasnya sekitar 662 km dan terbagi menjadi lima kota administrasi dan satu kabupaten (Kepulauan Seribu).
Jakarta adalah tempat orang datang untuk bekerja, sekolah, berobat, atau mengejar mimpi, dari Aceh sampai Papua. Ia kota sibuk, keras, dan penuh persaingan.
Betawi adalah suku dan budaya lokal yang mendiami wilayah Jakarta dan sekitarnya. Orang Betawi adalah keturunan dari berbagai etnis yang sudah bercampur sejak masa kolonial. Melayu, Arab, Tionghoa, Jawa, Sunda, Bugis, hingga Eropa. Maka, budaya Betawi pun jadi campuran unik, kaya, jenaka, dan berwarna.
Kalau Jakarta adalah panggungnya, maka Betawi adalah lakon lamanya.
Jakarta bisa berubah tiap dekade. Tapi Betawi tetap menempel di hati mereka yang pernah mencicipi kerak telor sambil mendengarkan gambang kromong di pinggir jalan.