Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bersyukurlah

29 Maret 2023   21:40 Diperbarui: 7 April 2023   09:47 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          

                      Siang itu, Sukma tengah berada di klinik kesehatan tempatnya bekerja, yang selama ini menjadi andalannya jika sakit. Sudah 2 hari ini ia merasa tak enak badan.

               "Eman kalau ndak puasa Dokter, mumpung Bulan Ramadan." jawab Sukma sedikit ngeyel, saat Dokter Kusnadi menyarankannya untuk tidak puasa dulu mengingat kondisi fisiknya.

              "Kan bisa diganti besok bu, kalau sudah sehat, Allah itu Maha Baik hlo bu Sukma, Allah tidak akan membebani atau membuat umatNya menderita. Allah justru memerintahkan untuk menjalankan ibadah yang terbaik sesuai kemampuan." ucap dokter yang juga seorang Ustadz itu lembut.

            "Dalam QS : Al Baqarah ayat 185 dikatakan bahwa, "Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." lanjut dokter Kus meyakinkan.

            Sukma hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Tangannya bergerak perlahan membetulkan posisi maskernya. Setelah mengucap terima kasih dan salam, ia segera keluar ruang dokter sambil menyimpan surat rekomendasi ijin istirahat ke dalam tasnya. Sebelum pulang ia mampir ke kantor bagian personalia untuk menyerahkan surat itu.

            "Istirahat dulu bu, cuaca akhir-akhir ini memang kurang bersahabat, semoga lekas pulih ya, supaya besok hari Minggu kita bisa buka puasa bareng." ucap Bu Sherly Kepala Bagian Personalia kepada Sukma.

            "Aamiin ... iya bu, terima kasih atas doanya," jawab Sukma sambil mengulurkan tangannya kepada Bu Sherly, berpamitan.

            Segera ia menuju tempat parkir. Motor Mio warna merah keluaran tahun 90 an yang selama ini membawa Sukma menuju tempat kerja segera dinyalakannya. Dalam perjalanan pulang, ia teringat kata-kata Bu Sherly tentang acara buka bersama bersama semua karyawan dan keluarga, yang rencananya akan diselenggarakan di sebuah rumah makan sekaligus sebagai tempat wisata pemancingan.

              "Wah, iya ya, pasti akan sangat mengasyikkan bisa berbuka bersama bersama teman-teman dan keluarganya, hmm ... sehat ... sehat ... sehat," gumamnya memberi semangat untuk diri sendiri di atas motornya yang sedang melaju pelan. Ia tak berani memacu motornya di atas kecepatan 50 km/jam. Padahal biasanya ia selalu tak sabar untuk segera cepat sampai di rumah saat jam kerjanya berakhir. Ingin segera bersama keluarga kecilnya pasti.

                Selesai shalat subuh, tak seperti biasanya Sukma kembali ke tempat tidurnya. Ia hanya meneguk segelas teh panas dan mengambil beberapa butir kurma sebagai makan sahurnya. Badannya masih demam. Sudah beberapa hari ini tenggorokannya sakit, kepalanya terasa berat. Obat dari dr.Kusnadi, seorang dokter di klinik tempatnya bekerja sudah habis kemarin. Badannya masih saja belum kembali pulih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun