Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tim Garuda dalam Dua Rasa

30 September 2025   22:46 Diperbarui: 1 Oktober 2025   14:09 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain timnas Indonesia foto bersama sebelum laga FIFA Matchday melawan Lebanon yang berakhir dengan skor 0-0 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/9/2025) malam.(KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU)

Jelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, publik sepak bola nasional dihinggapi rasa antusias sekaligus khawatir.

Antusias, karena Indonesia tinggal berjarak dua pertandingan lagi menuju penentuan nasib di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pilihannya, lolos otomatis, lolos ke babak play-off, atau masuk kotak, walau sudah pasti mendapat tiket lolos ke Piala Asia 2027 di Arab Saudi.

Antusiasme ini berpadu dengan harapan, karena lini depan Timnas Indonesia kembali diperkuat Ole Romeny, ditambah Miliano Jonathans dan Mauro Zijlstra. Dua nama terakhir menjadi tenaga baru yang bisa saja memberi kejutan.

Di tengah, Nathan Tjoe-A-On bisa mendukung Joey Pelupessy dan Thom Haye, setelah kesempatan bermain rutin bersama Willem II membantunya berkembang pesat di Eerstedivisie Belanda.

Di belakang, ide memainkan formasi 4 bek juga terlihat sinkron dengan performa para pemain kunci. Di pos bek sayap, Calvin Verdonk mulai klik bersama Lille, bahkan bermain di Ligue 1 dan Liga Europa, seperti halnya Dean James yang tampil konsisten di Eredivisie Belanda dan Liga Europa bersama Go Ahead Eagles.

Bergeser ke pos palang pintu, ada Kevin Diks dan Jay Idzes yang sama-sama tampil rutin di klub masing-masing, dan bermain di liga top Eropa. Jay Idzes menjadi pemain kunci lini belakang Sassuolo di Liga Serie A Italia, sementara Kevin Diks merasakan intensitas khas Bundesliga Jerman bersama Gladbach.

Dengan profil seperti ini, wajar jika antusiasme dan keyakinan mengemuka. Maklum, tambahan pemain diaspora yang main di Eropa, termasuk di liga-liga kelas top, cukup menaikkan level kekuatan tim.

Levelnya jelas sudah lebih tinggi dari Asia Tenggara, dan sudah terbukti bisa "nyempil" diantara dominasi Timur Tengah  di babak keempat. Tapi, sektor kiper justru menjadi satu titik ragu yang rawan jadi titik lemah.

Sebenarnya, tim asuhan Patrick Kluivert punya Emil Audero yang cukup bersinar di Cremonese dan kenyang pengalaman di Liga Italia. Ada juga Maarten Paes yang bermain di MLS Amerika Serikat, dann menjadi kiper andalan Timnas Indonesia di sebagian besar pertandingan babak ketiga kualifikasi.

Masalahnya, situasi kedua kiper blasteran ini sama-sama meragukan. Emil Audero mengalami cedera otot, sementara Maarten Paes baru sembuh dari cedera otot, tapi belum kembali rutin bermain pascacedera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun