Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bayang JDT di Balik Kasus Timnas Malaysia

28 September 2025   23:58 Diperbarui: 29 September 2025   16:47 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Johor Darul Takzim, dominan di dalam negeri, menggendong Malaysia di level Asia | Dok. Asian Football Confederation (the-afc.com)

Faktor inilah yang turut membantu posisi Liga Malaysia cukup konsisten berada di peringkat 15 besar Asia. Di Asia Tenggara, posisi ini hanya kalah dari Liga Thailand, yang cukup konsisten di posisi 10 besar Asia.

Dari dalam tim, Johor Darul Takzim cenderung bernuansa Spanyol. Selain dari kebiasaan dalam merekrut pemain asing, kehadiran Luis Garcia (eks pemain Liverpool dan Timnas Spanyol) di posisi CEO klub (sejak 2024) memperjelas nuansa Negeri Matador di tim.

Bisa jadi, dari sini juga, FAM mendapat sokongan akses korespondensi pemain di Spanyol dan Amerika Latin. Seperti diketahui, tim-tim Liga Spanyol biasanya memiliki jejaring pencarian bakat cukup kuat di Amerika Latin, khususnya Amerika Selatan.

Makanya, tidak aneh kalau 6 dari 7 pemain naturalisasi bermasalah yang jadi sorotan berasal dari dua wilayah ini. Gabriel Felipe Arrocha, dan Jon Irazbal Iraurgui diketahui lahir di Spanyol. Facundo Garces, Rodrigo Julin Holgado, dan Imanol Javier Machuca berasal dari Argentina, sementara Joao Vitor Brandao Figueiredo lahir di Brasil.

Satu nama lagi, yakni Hector Alejandro Hevel diketahui lahir di Belanda, dan disebut memiliki garis keturunan Malaysia dari kakeknya.

Hector Hevel (Kompas.id)
Hector Hevel (Kompas.id)
Menariknya, indikasi proyek olahraga ambisius JDT langsung terlihat di sini, dengan 3 dari 7 pemain itu, yakni Joo Vitor Brando Figueiredo, Hector Alejandro Hevel, dan Jon Irazbal Iraurgui tercatat sebagai "pemain lokal Malaysia" di klub. Andai tak keburu diendus FIFA, bisa jadi keempat nama lainnya akan menyusul pindah ke Johor dan "melokal" di sana.

Secara kasat mata, ini adalah satu strategi umum mengakali kuota pemain asing di klub dan kompetisi antarklub Asia. Di Indonesia, terdapat juga beberapa pemain asing yang jadi WNI, tapi umumnya karena mereka sudah lama tinggal di indonesia, atau menikah dengan WNI.

Masalahnya, permainan otak-atik kuota pemain asing Tim Harimau Selatan juga merambah juga ke kuota pemain asing Asia Tenggara. Mereka menyebut, empat pemain asing, yakni Antonio Glauder, Enzo lombardo, Teto Martin & Oscar Arribas disebut memiliki keturunan Filipina.

Padahal, empat pemain ini diketahui berasal dari Eropa. Enzo Lombardo diketahui berkewarganegaraan Prancis, sementara tiga nama lainnya berasal dari Spanyol. Status "bukan orang Filipina" juga terlihat dari tidak adanya pengakuan PFF (PSSI-nya Filipina), apalagi panggilan ke tim nasional Filipina.

Jon Irazabal (nst.com.my)
Jon Irazabal (nst.com.my)
Secara khusus, kuota pemain asing Liga Malaysia belakangan juga jadi sorotan, karena per musim 2025-2026 kuota pemain asing Liga Super Malaysia naik, dari 10 pemain menjadi 15 pemain dalam satu tim.

Dari sini saja, kita bisa melihat, mengapa proyek pemain naturalisasi di Malaysia bisa menciptakan masalah pelik. Ada ambisi yang sebenarnya punya maksud positif, tapi justru jadi alasan untuk membangun dominasi, yang pada akhirnya malah membuat kompetisi menjadi tidak sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun