Bicara soal kiprah Darwin Nunez di Liverpool, inj adalah satu cerita dengan rasa unik. Meski hanya tiga musim, sepak terjang pemain kelahiran tahun 1999 ini mampu menghadirkan rasa campur aduk yang sangat konsisten, dari awal sampai akhir.
Pada awalnya, pemain Timnas Uruguay ini datang ke Inggris, dengan modal rekam jejak menjanjikan pada musim panas 2022. Sebelumnya, Nunez menjadi ujung tombak Benfica yang bersinar di liga Portugal dan Liga Champions musim 2021-2022.
Meski As Aguias hanya finis di posisi tiga klasemen akhir Liga Portugal, 26 gol yang dicetaknya mampu membawanya jadi top skor dan pemain terbaik liga. Di Liga Champions, 6 gol yang dicetaknya membantu klub melaju sampai perempatfinal, salah satu capaian terbaik klub di Liga Champions, dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan profil seperti itu, wajar jika Liverpool berani menggelontorkan biaya transfer 75 juta euro, belum termasuk bonus. Ada harapan besar di sini, dan itu  langsung terlihat, dari golnya di laga debut, yang membantu tim juara Community Shield musim 2022-2023.
Sekilas, ini satu momentum positif. Tapi, momentum ini langsung rusak, karena innkonsistensi performa mengakrabinya.
Ada kalanya eks pemain Almeria ini tampil melempem, tapi ada saatnya juga ia bersinar terang. Ditambah lagi, Nunez agak kesulitan dalam berbahasa Inggris, sehingga kadang harus dibantu rekan setimnya untuk menerjemahkan instruksi pelatih maupun wawancara dengan media.
Dari sekian banyak kegagalannya dalam mencetak gol, bahkan dalam posisi sudah melewati kiper sekalipun, terselip juga gol-gol penting yang memberi kemenangan buat tim. Sebuah rasa campur aduk yang komplit bak gado-gado.
Uniknya, seperti kiprahnya selama di Anfield, kepindahan Nunez ke Al Hilal juga meninggalkan satu rasa campur aduk, walaupun tetap ada apresiasi atas kontribusinya selama di klub.
Memori kolektif Kopites, soal sepasang gol menit akhir Nunez ke gawang Newcastle United dan Brentford, dan sepasang gol lainnya dalam kemenangan epik 7-0 atas Manchester United di Anfield, telah membuatnya tetap layak diingat secara positif, terlepas dari berbagai kegagalannya dalam mencetak gol, yang kadang mengherankan.