Setelah sempat menjadi teka-teki, Cristiano Ronaldo akhirnya memperpanjang kontrak bersama Al Nassr sampai tahun 2027. Selain mendapat gaji besar dan fasilitas istimewa, ada satu "bonus" lain yang didapat, yakni hak atas 15 persen saham klub.
Dengan demikian, pemain asal Portugal ini mendapat peran ganda, yakni sebagai pemain sekaligus pemilik saham klub Al Nassr. Langkah ini cukup cerdik, karena bisa mengikat erat sang bintang dengan Liga Pro Arab Saudi.
Jadi, kalaupun suatu saat nanti pensiun, nama Cristiano Ronaldo tetap relevan dan aktual dengan Liga Pro Arab Saudi, selama ia masih memiliki saham di Al Nassr. Dari sini juga, kita bisa melihat, adanya kemungkinan eks pemain Real Madrid ini berkiprah sebagai patron atau pemilik klub di masa depan.
Pergerakan CR7 sebagai patron Al Nassr langsung terlihat, segera setelah memperpanjang kontrak. Di pos pelatih, Stefano Pioli (Italia) langsung diganti dengan Jorge Jesus (Portugal) yang sebelumnya sempat sukses bersama Al Hilal, dan direkomendasikan Ronaldo sebagai pelatih Al Nassr.
Mengingat profil dan popularitas global Ronaldo, wajar jika Al Nassr (dan Liga Saudi secara umum) berkepentingan menjaganya tetap bertahan. Inilah sosok wajah global tim dan liga, yang kehadirannya masih dibutuhkan.
Maka, wajar kalau kontrak baru pemain nomor punggung 7 ini punya hak istimewa. Tapi fenomena ini bukan pertama kalinya terjadi di sepak bola modern.
Di MLS (Amerika Serikat) ada David Beckham yang punya saham di klub Inter Miami sejak 2014. Pria bergelar kebangsawanan "Sir" ini memanfaatkan satu klausul khusus, berkat keputusannya bergabung dengan LA Galaxy tahun 2007 silam, yakni diperbolehkan memiliki saham klub di Amerika Serikat.
Dengan cara inilah, relevansi antara Becks dan MLS dapat tetap terjaga. Dalam artian, sekalipun sudah tak bermain, nama besar eks pemain Timnas Inggris itu tak hanya memuat informasi bernuansa nostalgia, karena ia masih berperan aktif di Inter Miami.
Uniknya, di Inter Miami jugalah kasus serupa berpeluang terjadi. Lionel Messi, yang belakangan menjadi bintang utama tim, ternyata punya klausul khusus dalam kontraknya, yang antara lain berhak mempunyai 7-10 persen saham klub.
Meski tak semewah Liga Pro Arab Saudi dalam hal gaji, strategi ala MLS punya kemiripan, karena mengikat juga bintang berpopularitas global, lewat kepemilikan saham klub, menghadirkan satu indikasi menarik, berupa kemungkinan masuk dalam direksi klub, khususnya bagi para pemain bintang.