Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

2024-2025, Musim Ajaib Liverpool di Liga Inggris

28 April 2025   17:14 Diperbarui: 28 April 2025   19:44 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Liverpool dan fans merayakan juara Liga Inggris 2024-2025 di Anfield (liverpoolfc.com)

Bicara soal perjalanan Liverpool di Liga Inggris musim 2024-2025, "ajaib" menjadi satu deskripsi khusus, yang pertama kali muncul di pikiran. Maklum, kebanyakan Kopites, termasuk saya sendiri, tidak menaruh harapan terlalu tinggi saat Arne Slot datang menggantikan Jurgen Klopp di pos pelatih. 

Bukan karena pesimis, tapi karena pelatih asal Belanda itu datang, setelah satu era sukses yang cukup panjang selesai. Otomatis, siapapun yang datang sebagai pengganti akan mendapat tantangan tak mudah.

Keraguan soal kapabilitas sang pelatih juga sempat muncul, karena ia bukan kandidat populer, jika dibandingkan Xabi Alonso (Leverkusen) atau Ruben Amorim (yang belakangan menjadi pelatih Manchester United).

Kebetulan, bagi Arne Slot sendiri, melatih Liverpool adalah pengalaman pertamanya melatih di luar Belanda. Jadi, ia perlu waktu untuk adaptasi, jika memang dibutuhkan.

Beruntung, Liverpool termasuk klub yang "santai" dalam hal ekspektasi. Tidak ada tekanan untuk langsung meraih gelar juara di tahun pertama. Bisa lolos ke Liga Champions atau finis di papan atas Liga Inggris saja sudah cukup bagus.

Tapi, disinilah keajaiban itu bermula. Meski pada prosesnya ditolak Martin Zubimendi (Real Sociedad) dan hanya mendatangkan Federico Chiesa dari Juventus seharga 12,5 juta pounds, eks pelatih Feyenoord Rotterdam itu langsung membuktikan diri. 

Dengan menerapkan strategi lebih adaptif dan rotasi pemain secara konsisten, Liverpool bisa menjadi tim yang stabil. Tidak ada lagi badai cedera seperti di tahun-tahun sebelumnya.

Hebatnya, eks pelatih AZ Alkmaar ini juga mampu menghadirkan poros lini tengah dinamis, dengan memadukan Ryan Gravenberch dan Alexis MacAllister sebagai duet pivot di lini tengah. 

Gravenberch, yang di musim sebelumnya kesulitan bermain reguler, disulap menjadi pemain "nomor 6" yang anggun, sementara MacAllister melakoni peran pemain "nomor 8" dengan nyaman. 

Duet ini membuat gaya permainan tim berubah drastis. Dari yang sebelumnya intens bak musik metal, menjadi teratur seperti orkestra. Transisi permainan tim tak hanya cepat, tapi juga halus dan mulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun