Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Piala Dunia U-20 dan Salah Kaprah di Sekitarnya

23 Februari 2023   23:38 Diperbarui: 25 Februari 2023   17:00 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi piala dunia Fifa World Cup U-20. Sumber: Aseanfootball via nextren.grid.id

Tahun 2023 bisa dibilang menjadi satu tahun yang cukup berwarna bagi sepak bola nasional. Bukan hanya karena ada pergantian Ketum PSSI, tapi juga karena perhelatan Piala Dunia U-20 yang diikuti Timnas Indonesia selaku tim tuan rumah.

Seperti diketahui, turnamen besutan FIFA ini sangat diperhatikan oleh pemerintah, media dan PSSI. Publik pun cukup antusias, walau tidak semuanya satu suara.

Tapi, kalau boleh jujur, saya justru melihat, ada satu salah kaprah cukup mendasar di sini. Bukan karena turnamen ini tidak bergengsi, tapi karena turnamen ini dipandang secara berlebihan.

Memang, untuk kategori turnamen sepak bola pria yang digelar FIFA, Piala Dunia U-20 adalah turnamen terbesar setelah Piala Dunia senior. Turnamen ini memang punya prestise kelas internasional.

Masalahnya, prestise itu tidak menjadi daya tarik utama, karena turnamen yang awalnya terinspirasi dari Turnamen Toulon (Prancis) ini justru lebih terkenal sebagai ajang pencarian talenta masa depan kelas satu.

Dalam sejarahnya Piala Dunia U-20 memang jadi panggung besar pertama buat beberapa bintang kelas dunia. Mulai dari Diego Maradona dan Lionel Messi (Argentina) sampai Paul Pogba (Prancis) dan Erling Haaland (Norwegia).

Jadi, mengharapkan ada banyak pemasukan dari penonton (dalam hal ini turis asing) di turnamen ini sebenarnya kurang tepat. Kalau ini Piala Dunia senior, mungkin bisa diharapkan, tapi ini turnamen level junior.

Kalaupun ada yang bisa diharapkan, itu justru berasal dari suporter lokal. Jika animonya tinggi, ada potensi pemasangan cukup besar.

Trofi Piala Dunia U-20 (Twitter.com/England via Antaranews.com)
Trofi Piala Dunia U-20 (Twitter.com/England via Antaranews.com)

Satu lagi, dalam posisinya sebagai satu kompetisi pemain muda, Piala Dunia U-20 bukan turnamen yang pas untuk dibebani target prestasi tinggi.

Ini adalah turnamen junior, jadi progres pemain di masa depan adalah perhatian utama. Kalau moncer di turnamen junior tapi redup di tingkat senior, tragis.

Ingat Yaya Sanogo (eks pemain Arsenal, Top Skor dan juara Piala Dunia U-20 2013) kan?

Karenanya, akan lebih baik jika Piala Dunia U-20 menjadi satu panggung untuk melihat bagaimana progres Garuda Muda di masa depan.

Meski hanya lolos lewat jalur tuan rumah, kalau tim ini ternyata jadi pondasi tim senior yang mampu berkembang di masa depan bahkan berprestasi, kita bisa bilang mereka sukses. Kalau tenggelam berarti gagal total.

Dalam konteks pembinaan pemain muda, lebih baik gagal di level junior tapi bersinar di level senior daripada sebaliknya, karena level senior lah muara pembinaan pemain muda.

Seharusnya ini bisa disadari PSSI dan pihak-pihak terkait, jika mereka ingin mendulang prestasi positif dari sepak bola, olahraga yang kerap jadi anak emas, meski bermasalah seperti tokoh ibu tiri kejam dalam sinetron.

Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun