Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sebuah Pengalaman Menjual Ponsel Bekas

22 Agustus 2022   17:57 Diperbarui: 22 Agustus 2022   18:04 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang pekerja serabutan, kalau tidak boleh dibilang freelancer, kadang ada pengalaman menarik yang hadir, karena situasinya agak tidak biasa. Salah satunya terjadi, saat saya menjual ponsel lama saya, yakni Xiaomi Redmi 5A, pada Senin (22/8).

Pada awalnya, negosiasi berjalan sangat lancar sejak seminggu sebelumnya. Harga pun sudah langsung disepakati di kisaran angka 300 ribu rupiah, karena kondisi barangnya dinilai masih cukup baik dan lengkap oleh pembeli.

Saya sendiri menerima tawaran harga itu, karena angkanya cukup masuk akal, sesuai dengan harga wajar ponsel bekas, dengan sistem operasi Android 8 dan spek memori minimalis.

Harga ini menurut saya juga cukup bagus, untuk ukuran ponsel produk pabrikan Tiongkok tipe biasa (bukan produk kelas menengah apalagi golongan "flagship"), yang sudah 4 tahun dipakai untuk berbagai aktivitas, termasuk menulis di Kompasiana.

Tapi, situasi berbeda hadir di saat bersamaan, ketika saya coba menjual ponsel bekas lain, yang kebetulan sudah dalam kondisi mati total, karena lama tidak terpakai, dan minus pengisi daya. Awalnya, saya masih yakin ini laku barang 20 ribu rupiah.

Maklum, ponsel yang satu ini adalah ponsel jenis Nokia 2700, yang masih merupakan ponsel generasi senior. Beberapa tahun sebelumnya, saya juga pernah dua kali menjual ponsel bekas jenis Nokia milik saya, dengan harga di kisaran 100-200 ribu rupiah, dengan perangkat yang masih lengkap.

Ketika itu keduanya dijual dalam kondisi berbeda. Yang satu mati total karena baterainya bermasalah, sementara yang lain dijual karena saya mendapat ponsel Android bekas. Untuk ponsel yang mati total, harganya masih cukup baik karena setelah coba dinyalakan dengan baterai pengganti, kondisinya baik-baik saja.

Dalam kondisi yang juga mati total, nasib serupa juga terjadi pada ponsel Android pertama saya, yang laku dijual 100 ribu rupiah. Kondisinya bahkan sedikit lebih gawat, karena sudah beberapa kali ganti baterai.

Tapi, keberuntungan serupa ternyata tidak terjadi sampai empat kali. Akibat kondisinya yang sudah mati total, bahkan setelah dicoba dengan baterai pengganti, Nokia 2700 itu akhirnya tidak laku dijual.

Tentu saja, ini menjadi pengalaman kurang mengenakkan, tapi, pada saat bersamaan, saya bersyukur karena ponsel Xiaomi Redmi 5A saya terjual dengan harga dan kondisi layak. Berarti, keputusan saya untuk ganti ponsel terbukti tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun