Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Melihat Perjalanan Uruguay Menuju Qatar

30 Maret 2022   15:41 Diperbarui: 31 Maret 2022   21:20 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Uruguay merayakan setelah gol Giorgian De Arrascaeta ke gawang Peru selama pertandingan sepak bola kualifikasi Amerika Selatan untuk Piala Dunia FIFA Qatar 2022, di Stadion Centenario di Montevideo pada 24 Maret 2022.| Sumber: Raul MARTINEZ/POOL/AFP via Tribunnews.com

Seiring tuntasnya babak reguler kualifikasi Piala Dunia 2022 zona CONMEBOL, ada empat tim yang lolos otomatis ke Qatar, yakni Brasil, Argentina, Uruguay, dan Ekuador.

Satu tim lain yakni Peru, akan menjalani babak play off antarbenua melawan pemenang duel Uni Emirat Arab versus Australia.

Diantara keempat tim yang lolos otomatis Uruguay punya jalan yang bisa dibilang cukup berliku. Maklum, mereka sempat mengalami naik turun.

Mengawali babak kualifikasi di bawah komando Oscar Tabarez, Diego Godin dkk sebenarnya cukup diunggulkan untuk lolos tanpa kesulitan berarti.

Maklum, selain karena merupakan salah satu tim raksasa klasik Amerika Selatan, La Celeste rutin tampil di tiga edisi Piala Dunia terakhir, dan lolos ke fase gugur.

Apalagi ketajaman duet Luis Suarez dan Edinson Cavani di lini depan masih cukup oke, walaupun sudah senior.

Tapi, grafik performa mereka terlihat naik-turun. Dari tujuh laga awal, Los Charruas mencatat dua kemenangan dan dua kekalahan plus tiga hasil imbang.

Hasil ini sebenarnya tidak terlalu buruk, karena ada 11 pertandingan lagi yang masih harus dimainkan. Apalagi, di dua pertandingan berikutnya, Si Biru Langit sukses mengalahkan Bolivia (4-2) dan Ekuador (1-0) di kandang sendiri.

Masalahnya, hasil imbang tanpa gol melawan Kolombia, plus empat kekalahan beruntun, masing-masing dari Argentina (dua kali), Brasil, dan Bolivia, membuat posisi tim juara dunia dua kali ini terjepit.

Masalah ini juga membuka satu masalah lain, yakni pola taktik Tabarez kurang mampu mengakomodasi kreativitas di lini tengah, karena terlalu bergantung pada duet Suarez-Cavani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun