Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setelah Liga 1 Resmi Ditunda

30 September 2020   00:04 Diperbarui: 30 September 2020   00:05 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sempat optimis bisa me-restart kompetisi Liga 1 pada 1 Oktober 2020, PSSI akhirnya harus gigit jari, karena pada Selasa (29/9), pihak kepolisian tak mengeluarkan izin keramaian. 

Maklum, angka pertambahan kasus pandemi Corona di Indonesia masih belum bisa dikendalikan sepenuhnya.

Alhasil, PSSI berencana menunda lagi kick off restart kompetisi pada bulan November mendatang. Langkah ini jelas kurang bijak. Mengapa?

Karena, ini hanya akan memperpanjang ketidakpastian yang sudah ada. Jika izin keramaian dari polisi masih gagal didapat bulan depan, PSSI harus rela "menyudahi" kompetisi musim 2020.

Ini mendesak, karena jika PSSI masih bersikeras ingin melanjutkan kompetisi, maka mereka harus bersiap kehilangan kepercayaan sponsor. Ketidakbecusan mereka dalam menangani situasi dan menjamin kepastian waktu restart kompetisi, jelas menjadi nilai merah untuk kredibilitas mereka.

Lagipula, dalam situasi ekonomi yang sedang lesu seperti ini, kebanyakan perusahaan sponsor pasti akan lebih memilih untuk fokus mempertahankan diri. Kecuali jika mereka punya cadangan dana tak terbatas, dan mau berbaik hati menjadi donatur liga.

Akan gawat jika PSSI bersikeras, dan masalah lanjutan muncul. Ini bisa membuat FIFA mencoret status tuan rumah Indonesia di Piala Dunia U-20, hanya karena PSSI dianggap lalai.

Masalah lainnya, masa penuh ketidakpastian ini sudah banyak membebani keuangan klub. Pemasukan berkurang signifikan, tapi argo pengeluaran terus berjalan, terutama untuk operasional dan gaji pemain, meski jumlahnya kena potong cukup signifikan.

Itu belum seberapa, karena klub juga masih harus memberikan pesangon untuk pemain yang pergi, dan menyiapkan anggaran gaji untuk pemain baru. Berat kan?

Oke, PSSI boleh saja menyebut, ada bantuan dana subsidi untuk klub. Tapi, dengan kredibilitas mereka yang selama ini rutin ditampilkan, bantuan itu justru akan menambah masalah, khususnya jika bantuan terlambat datang.

Apa gunanya memberi oksigen saat yang membutuhkan sudah kehabisan napas?

Dari segi hadiah kompetisi, nilai hadiah yang ada hampir dipastikan turun, karena pemasukan dan sokongan dana sponsor berkurang drastis akibat imbas pandemi Corona. 

Otomatis, besar pasak daripada tiang. Jadi, buat apa kompetisi dilanjutkan? 

Kalau semua klub jadi bangkrut, dan ada klaster penularan baru bagaimana?

Alih-alih memaksakan diri untuk melanjutkan jadwal kompetisi, akan lebih baik jika PSSI mulai mengalihkan perhatian ke rencana penjadwalan kompetisi musim 2021, seperti yang sudah dilakukan AFC pada turnamen Piala AFC tahun ini.

Ini penting, supaya PSSI dan klub sama-sama punya waktu untuk menata ulang situasi, sambil mempersiapkan diri untuk musim depan.

Jika kompetisi musim 2021 dimulai bulan Januari-Februari, maka periode saat ini bisa digunakan untuk masa persiapan pramusim. Entah dalam bentuk pemusatan latihan, atau seleksi pemain baru.

Tujuannya, agar para pemain punya level kebugaran memadai saat kompetisi kembali bergulir, dan tim dalam kondisi siap tempur setelah jeda panjang.

Mungkin, saran ini terdengar kurang populer, tapi ini bisa jadi satu kesempatan baik buat PSSi, untuk mulai bersikap lebih bijak dalam situasi seperti sekarang, supaya kebobrokan yang selama ini sudah ada tak semakin parah.

Bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun