Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liverpool, A Season to Remember

27 Juli 2020   12:48 Diperbarui: 31 Juli 2020   20:16 3452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan di ruang ganti (Sumber: liverpoolfc.com)

Judul di atas bukan judul sebuah film, tapi kesimpulan sederhana dari performa Liverpool di Liga Inggris musim 2019/2020. Secara total, Jordan Henderson cs mengumpulkan 99 poin, dengan kemenangan 3-1 atas Newcastle United, Minggu (26/7) sebagai penutup.

Dalam laga melawan Newcastle, Liverpool sempat kebobolan di menit awal lewat gol Dwight Gayle. Tapi, kemenangan tetap diraih tim asuhan Jurgen Klopp, berkat gol-gol balasan dari Virgil Van Dijk, Divock Origi, dan Sadio Mane.

Kemenangan ini menjadi penutup sempurna, setelah di pekan sebelumnya Liverpool menang 5-3 atas Chelsea. Laga di stadion Anfield ini menjadi "memorable" karena selain menang atas tim rival, ada momen penyerahan trofi juara. Momen ini terasa begitu spesial, karena menjadi yang pertama sejak tahun 1990, alias 3 dekade silam.

Jika melihat jumlah poin yang didapat, perbedaan dengan musim lalu amat tipis. Musim lalu, Mohamed Salah dkk meraih 97 poin, atau dua poin lebih sedikit dari musim 2019/2020. Meski saat itu juara Liga Champions, Liverpool harus mengakhiri musim di liga dengan memori getir, karena kalah satu poin dengan Manchester City sang juara.

Dengan komposisi pemain yang tak banyak berubah, Liverpool tetap melaju mulus di liga domestik, karena Klopp sudah menetapkan standar paten buat klub. Standar ini menjadi panduan bagi Liverpool, untuk menjalani musim. Targetnya? Juara.

Standar paten ini terlihat, dari konsistensi performa Liverpool di lapangan. Mereka tahu betul, apa yang harus dilakukan. Saat tertinggal pun, mereka mampu membalikkan keadaan di sejumlah kesempatan.

Rencana Klopp di liga sejauh ini juga berjalan mulus, karena tak ada pemain utama yang cedera panjang secara bersamaan. Kalau sampai ada, entah bagaimana jadinya perjalanan Liverpool musim ini.

Di sisi lain, inkonsistensi performa dan masalah cedera pemain di tim lawan, turut membantu lancarnya laju performa Liverpool musim ini. Alhasil, Liverpool mampu melakukan "social distancing" dengan baik di klasemen, dan memastikan gelar juara liga di pekan ke 31, saat kompetisi masih menyisakan 7 laga. Inilah rekor juara tercepat sepanjang sejarah kompetisi.

Sisa 7 pertandingan ini lalu coba dimanfaatkan Klopp, untuk menampilkan pemain-pemain muda jebolan akademi macam Neco Williams dan Curtis Jones, dengan nama terakhir mampu mencetak gol ke gawang Aston Villa di Anfield, 4 Juli silam. Dalam pertandingan ini, Liverpool menang 2-0.

Selain menampilkan pemain-pemain muda, Klopp juga memainkan pemain-pemain cadangan macam Xherdan Shaqiri dan Divock Origi seperti halnya dengan pemain-pemain macam Alex Oxlade-Chamberlain dan Naby Keita, yang sebelumnya sempat terkendala masalah kebugaran.

Satu-satunya catatan minor di periode ini hanyalah proses adaptasi Takumi Minamino. Pemain asal Jepang ini tampak belum begitu klik dengan tim sejak diboyong dari RB Salzburg (Austria) Januari silam. Agaknya, Klopp perlu waktu sedikit lebih banyak, untuk bisa mengoptimalkan potensi Minamino.

Di sini, Klopp tampaknya sudah mulai mempersiapkan tim untuk musim depan. Mengingat peliknya masalah keuangan akibat imbas pandemi Covid-19, mengoptimalkan pemain yang sudah ada, dan mempromosikan pemain muda jebolan akademi adalah rencana paling masuk akal.

Kalaupun ada yang bisa didatangkan di bursa transfer, Liverpool harus lebih dulu melepas pemain yang dianggap surplus, misalnya Xherdan Shaqiri atau Dejan Lovren. Nama terakhir baru saja bergabung dengan Zenit St Petersburg (Rusia).

Ada juga Loris Karius, kiper asal Jerman yang sedang ditaksir Montpellier HSC (Prancis) dan Hertha Berlin (Jerman). Sebelumnya, Karius dipinjam Besiktas selama dua tahun terakhir, tapi memilih hengkang karena ada masalah tunggakan gaji.

Andai tak ada yang bisa dibeli pun, Liverpool sebenarnya bisa memaksimalkan beberapa pemain yang kembali dari masa pinjaman. Di lini tengah, ada Harry Wilson yang tampil cukup bagus bersama Bournemouth dan Marko Grujic yang dalam dua musim terakhir tampil reguler bersama Hertha Berlin. Di depan, ada Rhian Brewster, penyerang muda yang tampil cukup bagus bersama Swansea City.

Jadi, jika ketiganya bisa dioptimalkan, Liverpool tinggal mencari tandem sepadan untuk Virgil Van Dijk. Maklum, Joe Gomez dan Joel Matip kerap bergantian absen karena cedera. Jika ternyata juga gagal mendapatkan bek tengah baru, Klopp sebenarnya bisa memoles Ki-Jana Hoever, Sepp Van Den Berg, dan Nat Philips.

Selebihnya, kita tunggu saja, bagaimana manuver belanja Liverpool di bursa transfer musim panas. Yang jelas, mereka harus tetap waspada, karena tim lawan mulai sibuk berbenah.

Tapi, untuk saat ini, mereka layak untuk beristirahat sejenak, setelah menjalani musim yang cukup rumit akibat imbas pandemi Covid-19. Bagaimanapun, mereka perlu mengisi ulang baterai, sebelum menghadapi musim depan.

Yang pasti, sebagai seorang Kopites, saya tak lupa untuk berterima kasih kepada Roberto Firmino dkk, karena mereka sudah menyajikan "A Season To Remember". Bukan dengan rasa getir, tapi manis, karena mereka telah mewujudkan "This year is our year" di liga, dengan gelar Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub sebagai pelengkap.

Congrats Reds, walk on!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun